Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Alasan Bintik Merah Jupiter Tak Kunjung Mati  

Editor

Erwin prima

image-gnews
Bintik Merah Jupiter. mashable.com
Bintik Merah Jupiter. mashable.com
Iklan

TEMPO.CO, California - Bintik Merah Besar Jupiter yang tak kunjung mati telah menjadi fenomena misterius. Tapi sekarang, untuk pertama kalinya, rahasia itu mulai terungkap.

"Ini badai terbesar, paling abadi di tata surya," kata Philip Marcus dari University of California, Berkeley, dalam presentasi pada pertemuan divisi dinamika fluida American Physical Society di Pittsburgh pada Senin lalu, sebagaimana dikutip Mashable, Jumat, 29 November 2013.

Bintik Merah itu sekitar 24.000 kilometer dari timur ke barat, 12.000 kilometer dari utara ke selatan, dan sedalam 40 kilometer. Menurut dia, angin itu memiliki kecepatan sekitar 225 mil per jam dan telah teramati dari Bumi secara terus-menerus selama setidaknya 150 tahun. Namun, berdasarkan semua pemodelan yang telah dilakukan untuk mencoba menjelaskan Bintik Merah itu, jangka waktu itu tidak mungkin.

"Seharusnya menghilang dalam waktu sekitar empat tahun sesuai dengan model," kata Marcus. "Jadi ada masalah. Bagaimana menjelaskan dari empat tahun menjadi 150 tahun?"

Salah satu kemungkinannya adalah Bintik Merah itu mendapat energi dari memakan pusaran yang lebih kecil. Tapi, kata Marcus, perhitungan matematika tidak cukup untuk mendukung badai raksasa itu.

Marcus dan rekannya, Pedram Hassanzadeh dari Harvard University, kemudian membuat model yang lebih baik. Model-model sebelumnya mengabaikan dimensi vertikal badai itu karena sangat kecil dibandingkan dengan lebar dan luasnya. Akibatnya, karya-karya sebelumnya memperlakukan Bintik Merah sebagai datar, fenomena dua dimensi.

Ketika Marcus dan Hassanzadeh memperhitungkan interaksi badai tipis dengan lapisan atmosfer di bawahnya, dengan kebulatan dari Jupiter, dan kepadatan perubahan gas pada tingkat yang berbeda di atmosfer, maka umur badai yang dimodelkan melonjak drastis. Sumber rahasia kekuatan badai adalah energi yang bergerak secara vertikal, bukan horizontal.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

"Apa yang kami temukan adalah bintik yang bisa bertahan 800 tahun," kata Hassanzadeh. "150 tahun pada catatan untuk Bintik Merah adalah minimum," jelasnya.

Marcus mengatakan, penemuan penyebab umur panjang Bintik Merah itu juga bisa membantu menjelaskan beberapa pusaran alam lainnya, yang juga berlangsung jauh lebih lama dari yang seharusnya. Salah satunya adalah pusaran laut yang besar dan lama. Lainnya adalah apa yang disebut "pusaran zombie", yang berperan dalam pembentukan bintang dan planet.

Simak berita tekno lainnya di sini.

MASHABLE | ERWIN Z



Berita lain
Pakai Google Glass, Pria Ini Diusir dari Restoran 
BlackBerry Luncurkan Fitur BBM Channel
Peneliti Temukan Spesies Baru Kucing Liar 
Intel Dorong IT Sektor Pendidikan dan UKM 
HP Luncurkan Notebook Tahan Banting untuk Bisnis  

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Ada Benda Jatuh dari Langit, Saksi: Sangat Panas dan Berasap

19 Juli 2017

Bola Api Hijau di langit Amerika Serikat (Daily Mail/Bryan Bergon)
Ada Benda Jatuh dari Langit, Saksi: Sangat Panas dan Berasap

Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) akan meneliti benda logam berbentuk bulat yang jatuh dari langit.


Ada Temuan Menarik dari Tabrakan Mikrometeoroid di Pesawat LRO

30 Mei 2017

Meteor yang terlihat dilangit di Joshua Tree National Park, Southern California Gurun Mojave, 17 November 1998. National Park Service, merayakan ulang tahun ke-100 pada Kamis, 25 Agustus, 2016. AP/Reed Saxon, File
Ada Temuan Menarik dari Tabrakan Mikrometeoroid di Pesawat LRO

NASA melaporkan mikrometeoroid menabrak Lunar Reconaissance
Orbiter (LRO) pada Oktober 2014 lalu


Asteroid 2014 JO25 Melintas Dekat Bumi, Apa Dampaknya?

19 April 2017

Peta lokasi asteroid Malala, yang berada di Sabuk Utama antara Mars dan Jupiter. Mashable.com
Asteroid 2014 JO25 Melintas Dekat Bumi, Apa Dampaknya?

Asteroid 2014 JO25 melintas dengan jarak 1,8 juta kilometer dari
Bumi, Rabu.


Misteri Bintang Tabby, Pemakan Planet atau Dikontrol Alien?

16 Januari 2017

Ilustrasi Tabby Star. popsci.com
Misteri Bintang Tabby, Pemakan Planet atau Dikontrol Alien?

Ilmuwan mempunyai dua penjelasan terkait misteri meredupnya
Tabby's Star.


Asteroid Raksasa Melintas Dekat Bumi Nyaris Tak Terdeteksi

10 Januari 2017

Ilustrasi asteroid. planetsave.com
Asteroid Raksasa Melintas Dekat Bumi Nyaris Tak Terdeteksi

Asteroid 2017 AG3 bergerak dengan kecepatan 16 kilometer per detik.


Ilmuwan: 2 Bintang Akan Bertabrakan pada 2022  

10 Januari 2017

Ilmuwan memprediksi tabrakan 2 bintang di rasi bintang Cygnus pada 2022. npr.org
Ilmuwan: 2 Bintang Akan Bertabrakan pada 2022  

Ilmuwan memprediksi dua bintang, sama-sama disebut KIC 9832227, akan bertabrakan dan meledak pada 2022.


Diduga Meteor Jatuh Menimpa Dapur, Braak!!  

24 November 2016

Ratusan warga berkerumun melihat benda jatuh dari langit yang menimpa sebuah rumah di kampung Nagrek, Desa Sentul, Balaraja, Banten, Kamis 21 Juni 2012. Benda yang disebut-sebut sebagai meteor tersebut diduga bongkahan besi padat yang berasal dari  pecahan mesin pabrik yang meledak di sekitar lokasi kejadian. TEMPO/Wisnu Agung Prasetyo
Diduga Meteor Jatuh Menimpa Dapur, Braak!!  

Setelah dilihat, Wahab menemukan sebuah benda seukuran bola basket dalam kondisi berasap menembus atap dapur rumahnya.


Astronom Temukan Obyek Terbulat di Alam Semesta

18 November 2016

Kepler 11145123 diklaim sebagai objek paling bulat di alam semesta, bbc.com
Astronom Temukan Obyek Terbulat di Alam Semesta

Teleskop ruang angkasa milik NASA, Kepler, mengamati osilasi Kepler 11145123 secara terus-menerus selama lebih dari empat tahun.


Heboh Supermoon: Mitos tentang Cinta & Kehamilan

15 November 2016

Pesawat jet terlihat terbang melintasi bulan supermoon di Beijing, Cina, 14 November 2016. Di Indonesia, Supermonn dapat dinikmati pada Senin malam. AP/Ng Han Guan
Heboh Supermoon: Mitos tentang Cinta & Kehamilan

Beberapa mitos atau cerita kuno mengaitkan gerhana bulan dengan hal romantis.


Mitos di Balik Heboh Supermoon: Kiamat hingga Markas Nazi

14 November 2016

Supermoon terlihat dibalik patung Angel Moroni di atas Gereja Yesus Kristus dari Orang-orang Suci Zaman Akhir, di New York, 13 November, 2016. AP Photo
Mitos di Balik Heboh Supermoon: Kiamat hingga Markas Nazi

Sejak zaman kuno, bulan penuh telah dikaitkan dengan perilaku aneh.