TEMPO.CO, Jakarta - Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo mengaku pusing melihat perilaku warga Jakarta yang tidak disiplin. Berbagai aturan yang sudah dibuat pun dilanggar. Misalnya, masih ada pengendara yang melintas di jalur khusus Transjakarta atau warga yang memberi sedekah ke pengemis di jalan.
Pria yang akrab disapa Jokowi itu bakal mengandalkan pemberian denda yang tinggi bagi warga yang melanggar aturan. "Sekarang kita akan berorientasi pada denda, pada sanksi. Orang memang takutnya di situ karena mereka sudah tahu aturannya," kata Jokowi setelah menghadiri acara Dies Natalis Universitas Trisakti, Jumat, 29 November 2013.
Menurut dia, warga luar negeri juga bisa disiplin setelah pemerintah menegakkan aturan dan sanksi yang berat. "Di Singapura semua orang takut melanggar karena dendanya besar," kata dia
Jika aturan itu ditegakkan, dia yakin akan ada ketertiban hukum dan ketertiban sosial. Dengan demikian, lama-lama warga pun akan terbiasa berdisiplin. "Tidak ada cara yang lain lagi," kata dia. Besaran dendanya pun tidak bisa murah. "Kalau hanya Rp 50 ribu atau Rp 100 ribu tidak akan mempan," katanya.
Penegakan aturan itu bakal diterapkan di berbagai bidang. Misalnya, untuk warga yang membuang sampah sembarangan, warga yang memberi sedekah ke pengemis di jalan, serta melanggar rambu lalu-lintas. Penerapan sanksi itu kini baru dimulai di sektor lalu-lintas. Kendaraan yang masuk jalur Transjakarta akan dikenai sanksi Rp 500 ribu.
ANGGRITA DESYANI
Topik terhangat:
Dokter Mogok | Penyadapan Australia | Penerobos Busway | Jokowi Nyapres
Berita lainnya:
Vita KDI Ngitung Uang Sekoper, Istri Bupati Syok
Hotman Paris Panaskan Konflik Dhani-Farhat
Diberi Sedekah, Pengemis Bertahan di Jakarta
Saat Ditangkap, Pengemis Tajir Coba Sogok Petugas
Surya Paloh: Reformasi Lahirkan Rezim Triomacan