Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Angin Barat Memaksa Nelayan Marunda Alih Profesi  

image-gnews
Sejumlah anak bermain meskipun gelombang ombak tinggi di Pantai Marunda, Jakarta, Jum'at (27/1). Gelombang tinggi yang mencapai antara dua hingga tiga meter selama sepekan terakhir di kawasan pesisir Jakarta berefek pada perekonomian warga setempat, seperti nelayan berhenti melaut dan pedagang-pedagang pinggir pantai yang tidak beroperasi karena hantaman ombak merusak sebagian warung mereka. TEMPO/Tony Hartawan
Sejumlah anak bermain meskipun gelombang ombak tinggi di Pantai Marunda, Jakarta, Jum'at (27/1). Gelombang tinggi yang mencapai antara dua hingga tiga meter selama sepekan terakhir di kawasan pesisir Jakarta berefek pada perekonomian warga setempat, seperti nelayan berhenti melaut dan pedagang-pedagang pinggir pantai yang tidak beroperasi karena hantaman ombak merusak sebagian warung mereka. TEMPO/Tony Hartawan
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Musim angin barat sejak awal bulan ini membuat nelayan tak bisa melaut. Akhirnya, mereka harus memutar otak untuk menemukan pekerjaan sementara. Salah satunya Kasman, 39 tahun, nelayan yang beralih profesi sementara sebagai pedagang.

"Kalau tidak begitu, tidak makan," kata dia saat ditemui di lapaknya di bibir bendungan Pantai Marunda, Kamis, 28 November 2013. Dia memilih membuka lapak sederhana yang menjual makanan kecil, minuman, kelapa muda, dan kerang hijau. "Lumayan untuk makan sehari-hari," kata dia.

Menurut Kasman, dari hasil berdagang seperti ini, dia bisa mengantongi sekitar Rp 150.000 dalam sehari. "Itu kalau hari biasa," kata dia. Jika hari libur, menurut dia, dirinya bisa mengantongi sampai Rp 500.000 dari seharian berdagang. "Kalau kondisi pantai lebih rapi, bisa lebih nampaknya," kata dia.

Kasman menuturkan, meski kondisi pantai belum begitu rapi, pengunjung selalu ada setiap harinya. "Kalau waktu liburan sekolah, bisa sampai penuh," kata dia. Dia pun yakin, jika berdagang, pendapatan yang akan diperolehnya bisa lebih besar. "Kondisi gini aja bisa ada yang dapat Rp 1 juta sehari yang dagang," ujar dia.

Menurut Kasman, rata-rata nelayan di kawasan ini pun bukan hanya dia yang beralih profesi sementara. "Banyak juga yang kerja lain selama musim angin barat," kata dia. Ada yang berdagang, ada pula yang menyewakan perahunya untuk pengunjung yang ingin mengitari sekitaran pantai.

Bahri, 33 tahun, nelayan di kawasan tersebut, juga mengatakan hal serupa. Dia memilih menggunakan perahunya untuk pariwisata bagi pengunjung yang ingin berkeliling pantai. "Karena tidak bisa melaut jauh buat mengambil ikan," kata dia. Bahri menarifkan Rp 5.000 per orang bagi pengunjung yang ingin mengitari pantai. Pendapatannya lumayan. Pada hari libur, dia bisa mengantongi hingga Rp 1 juta per hari. "Tapi, kalau hari biasa, tak tentu," kata dia. Hanya beberapa ratus ribu. Jika sedang sepi, dia pun kerap melakukan pekerjaan lain, seperti menjadi supir atau kuli bangunan.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Pada musim bagus, Bahri mengaku bisa mendapat tangkapan ikan sampai 3 kuintal. "Jika dijual, bisa dapat Rp 5 jutaan," kata dia. Namun rata-rata tangkapannya sekitar 50 kilogram per hari. "Rata-rata ikan bandeng," ujar dia. Yang dijual bisa sekitar Rp 15 ribu per kilogram. Kasman pun mengungkapkan hal serupa. Rata-rata, sekali melaut, dia bisa memperoleh ikan sebanyak 30 kilogram.

Meski demikian, Kasman dan Bahri kompak mengatakan bahwa profesi utama mereka adalah nelayan. "Kalau musim sudah baik, kami akan melaut lagi," ujar dia. Keduanya sudah menjadi nelayan sejak usianya masih anak-anak. "Saya sudah 23 tahun jadi nelayan," ujar Bahri.

NINIS CHAIRUNNISA

Baca juga:
Ini Motif Walang, Si Pengemis Tajir

Ada Keluhan? Ini Nomor HP dan E-mail Jokowi 

Jokowi Menanti Tiang Monorel Kering 

Pemasangan RFID Gratis dan Tak Berbatas Waktu

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Walhi dan Pokja Pesisir Kaltim: Teluk Balikpapan Rusak akibat Pembangunan IKN

5 hari lalu

Direktur Walhi Jawa Tengah Fahmi Bastian. Foto dok.: Walhi
Walhi dan Pokja Pesisir Kaltim: Teluk Balikpapan Rusak akibat Pembangunan IKN

Walhi dan Pokja Pesisir Kalimantan Timur sebut kerusakan Teluk Balikpapan salah satunya karena efek pembangunan IKN.


Sejumlah Permasalahan Perikanan Jadi Sorotan dalam Hari Nelayan Nasional

9 hari lalu

Ilustrasi nelayan. TEMPO/M Taufan Rengganis
Sejumlah Permasalahan Perikanan Jadi Sorotan dalam Hari Nelayan Nasional

Koalisi Rakyat untuk Keadilan Perikanan (Kiara) mengungkap sejumlah permasalahan nelayan masih membutuhkan perhatian serius dari pemerintah.


Tidak Ditenggelamkan, Dua Kapal Illegal Fishing Diserahkan ke Nelayan Banyuwangi

17 hari lalu

Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono dalam acara Pertemuan Nasional Kesetaraan Gender, Disabilitas, dan Inklusi Sosial di Kantor KKP, Jakarta Pusat pada Selasa, 19 Maret 2024. Tempo/Aisyah Amira Wakang
Tidak Ditenggelamkan, Dua Kapal Illegal Fishing Diserahkan ke Nelayan Banyuwangi

Menteri KKP Wahyu Sakti Trenggono menyerahkan dua kapal illegal fishing ke nelayan di Banyuwangi, Jawa Timur.


Kapal Tenggelam, Puluhan Pengungsi Rohingya Diselamatkan Nelayan Aceh dan Tim SAR

27 hari lalu

Dua orang anak bermain di lokasi  kapal mengangkut imigran etnis Rohingya yang mendarat di pantai desa  Ie Meule, kecamatan Suka Jaya, Pulau Sabang, Aceh, Sabtu 2 Desember 2023.  Sebanyak 139 imigran etnis Rohingya terdiri dari laki laki,  perempuan dewasa dan anak anak menumpang kapal kayu kembali mendarat di Pulau Sabang, sehingga total jumlah imigran di Aceh tercatat  sebanyak 1.223 orang. ANTARA FOTO/Ampelsa
Kapal Tenggelam, Puluhan Pengungsi Rohingya Diselamatkan Nelayan Aceh dan Tim SAR

Nelayan Indonesia dan tim SAR pada Rabu 20 Maret 2024 berjuang menyelamatkan puluhan warga Rohingya setelah air pasang membalikkan kapal mereka


Eksploitasi Pekerja Sektor Perikanan Indonesia Masih Tinggi, Subsidi Nelayan Sulit

29 hari lalu

Delapan awak kapal WNI di  kapal kargo di Taiwan, 28 Oktober 2022. (ANTARA FOTO/FAHMI FAHMAL SUKARDI)
Eksploitasi Pekerja Sektor Perikanan Indonesia Masih Tinggi, Subsidi Nelayan Sulit

Pengusaha yang hanya mengejar keuntungan telah menyebabkan luasnya praktik kerja paksa, perdagangan manusia, dan perbudakan di sektor perikanan.


Edi Damansyah Dorong Produksi Perikanan Kukar

29 hari lalu

Edi Damansyah Dorong Produksi Perikanan Kukar

Bupati Kutai Kartanegara (Kukar), Edi Damansyah, membuat program Dedikasi Kukar Idaman untuk para nelayan dan pembudidaya ikan di Kecamatan Anggana.


Cuaca Ekstrem dan Gelombang Tinggi di Laut Selatan, Nelayan Sukabumi Terdampar di Garut

30 hari lalu

Sejumlah perahu nelayan tertambat di dermaga Cilaut Eureun, Pantai Santolo, Garut, Jawa Barat, (1/1). TEMPO/Prima Mulia
Cuaca Ekstrem dan Gelombang Tinggi di Laut Selatan, Nelayan Sukabumi Terdampar di Garut

Polairud Polres Garut yang sedang mencari seorang nelayan setempat kini ketambahan mencari seorang lagi asal Sukabumi sesama korban gelombang tinggi.


Angin Kencang dan Gelombang Laut Tinggi, Nelayan Garut Tak Bisa Melaut

31 hari lalu

Penjabat Bupati Garut Barnas Adjidin meninjau daerah yang terdampak gelombang tinggi dan angin kencang di Pantai Rancabuaya, Kecamatan Caringin, Kabupaten Garut, Jawa Barat, Sabtu (16/3/2024). ANTARA/HO-Diskominfo Garut
Angin Kencang dan Gelombang Laut Tinggi, Nelayan Garut Tak Bisa Melaut

Angin kencang dan gelombang laut tinggi mengakibatkan sejumlah nelayan Garut, Jawa Barat, tak bisa melaut. Karena dinilai dapat membahayakan jiwa.


Kapal Pencari Ikan Terbalik di Perairan Selayar, 24 Nelayan Belum Ditemukan

34 hari lalu

Sejumlah penyelam melakukan proses penenggelaman Kapal Angkatan Laut (KAL) Tabuhan II-5-25 di Pantai Bangsring, Banyuwangi, Jawa Timur, Kamis 25 Januari 2024. Tiga kapal yakni KAL Tabuhan, Patkamla Baluran dan Patkamla Mustaka yang usianya sudah tua dan tidak efektif lagi untuk melaksanakan tugas operasi pengamanan, ditenggelamkan oleh Pangkalan TNI Angkatan Laut (Lanal) Banyuwangi di kawasan Pantai Bangsring sebagai upaya mendukung konservasi yang dijadikan rumah bagi biota laut. ANTARA FOTO/Budi Candra Setya
Kapal Pencari Ikan Terbalik di Perairan Selayar, 24 Nelayan Belum Ditemukan

Basarnas masih mencari 24 penumpang kapal Dewi Jaya 2 yang terbalik di perairan Selayar sejak Sabtu dinihari 9 Maret 2024.


Presiden Filipina Waswas Angkatan Laut Cina Ada di Laut Cina Selatan

48 hari lalu

Bendera Filipina berkibar dari BRP Sierra Madre, sebuah kapal Angkatan Laut Filipina yang kandas sejak 1999 dan menjadi detasemen militer Filipina di Second Thomas Shoal yang disengketakan, bagian dari Kepulauan Spratly, di Laut Cina Selatan, 29 Maret 2014. REUTERS  /Erik De Castro
Presiden Filipina Waswas Angkatan Laut Cina Ada di Laut Cina Selatan

Presiden Filipina memastikan meski Angkatan Laut Cina berada di Laut Cina Selatan, hal itu tidak akan membuatnya gentar.