Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Bagaimana Anjing Liar Bisa Masuk Ragunan?  

image-gnews
Kebun binatang Taman Marga Satwa Ragunan. Tempo/Dian Triyuli Handoko
Kebun binatang Taman Marga Satwa Ragunan. Tempo/Dian Triyuli Handoko
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Pihak Taman Margasatwa Ragunan masih menelusuri bagaimana anjing-anjing liar bisa memasuki kawasan tersebut. Kemarin lusa, tiga ekor anjing liar masuk ke kandang Kanguru Walabi dan menewaskan 14 ekor hewan asal Papua tersebut.

"Kami masih telusuri, pagar sudah cukup tinggi dan antisipasi maksimal," ujar Juru Bicara Ragunan Wahyudi Bambang, Jumat, 29 November 2013. Ia mengatakan sudah tak ada celah di Ragunan yang bisa dimasuki hewan liar, sehingga pihaknya pun kebingungan bagaiman tiga anjing liar itu masuk wilayah kebun binatang. (Lihat: Anjing Liar Bunuh 14 Kanguru di Ragunan)

Sembari melakukan penelusuran, pihak Ragunan pun mengantisipasi agar kejadian nahas tersebut tak terulang. Ia mengatakan telah dilakukan patroli untuk mengawasi satwa liar yang nyasar masuk Ragunan. "Kami antisipasi maksimal dengan melakukan sweeping," ujarnya.

Selain itu, ia juga akan melarang pengunjung Ragunan untuk membawa satwa ketika berkunjung. Sebelumnya dijelaskan banyak orang membuang hewan peliharaannya yang tak terurus di Ragunan. "Karena dianggap banyak makanan dan dilepas di sini," ujarnya. Ia masih menduga ada kemungkinan anjing-anjing tersebut dibawa pihak luar ke dalam Ragunan.

Sebab, menurut dia sudah tak ada celah satwa liar ukuran besar masuk Ragunan. "Pagar dibangun sudah cukup tinggi (4-5 meter berdasarkan pengamatan Tempo)," ujarnya.

Namun di beberapa sektor, seperti di wilayah barat kebun binatang, masih ada pagar bercelah 10-20 sentimeter. Menurut salah seorang petugas yang menolak disebut namanya, bisa jadi anjing liar tersebut masuk dari celah yang berbatasan dengan kompleks perumahan warga tersebut. Selain itu dari pengamatan Tempo memang tak ada celah lain karena tembok yang dibangun mengitari ragunan sudah cukup tinggi, dan tak ada celah bolong kecuali untuk saluran air.

Anjing-anjing setinggi setengah meter ini kemudian menyusup ke kandang Walabi. Mereka membunuh 14 ekor kanguru kecil ini. Menyisakan sejawatnya 1 ekor kanguru betina dan 3 ekor kanguru jantan. 14 Walabi ini meninggal dengan luka gigitan di leher dan perutnya. Penyebab kematian masih diselidiki karena diduga anjing liar tersebut mengidap rabies. "Masih diobservasi (anjingnya), kematian diakibatkan luka gigitan yang menyebabkan pendarahan serius," ujarnya.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Tak sulit bagi para anjing ini untuk menggapai kandang Walabi seluas 30x30 meter persegi itu karena tinggi pagar pembatasnya hanya sekitar satu meter dari luar. Selain itu ada celah di belakang kandang seluas 40x40 sentimeter persegi yang memungkinkan anjing masuk kandang.

Salah seorang petugas kebersihan Ragunan, Herman, 53 tahun menyatakan sempat melihat anjing-anjing tersebut di wilayah Ragunan. "Anjing kampung, besar-besar. Suka masuk ke sini memang kalau malam cari makan," ujarnya. Ia menduga mereka masuk dari celah pagar di sektor barat Ragunan yang berjarak 20-30 sentimeter.

Ia menjadi saksi ketika petugas menemukan kanguru-kanguru itu terkapar pada Kamis pagi, kemarin. "Anjingnya masih di dalam karena enggak bisa keluar," ujarnya. Meski berpagar sekitar satu meter dari luar, sulit bagi anjing untuk keluar kandang karena letak kandang yang tingkat ketinggiannya menurun. "Jadi dari dalam tinggi, enggak bisa keluar," ujarnya.

Anjing-anjing itu kemudian ditembak dengan senapan bius oleh petugas dan langsung dibawa ke Balai Kesehatan Hewan dan Ikan untuk diobservasi. Empat kanguru berhasil diselamatkan meski satu diantaranya disebut mengalami luka di bagian ekor. "Tapi masih hidup," ujarnya.

M. ANDI PERDANA

Berita terkait:
Anjing Pembunuh Kangguru Diduga Diseludupkan

Duh, Komodo di KBS Mati Gara-gara Minum Air Kali

Dua Satwa Kebun Binatang Surabaya Mati dalam Sehari

Satwa Bonbin Gembiraloka Diberi Vaksin Antistres

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Kebun Binatang Keluarga Lombok Wildlife Park, Ada Koleksi Satwa Membanggakan

20 Juni 2021

Kebun Binatang Lombok Wildlife Park. Dok. Felicia Suadika
Kebun Binatang Keluarga Lombok Wildlife Park, Ada Koleksi Satwa Membanggakan

Kebun Binatang Lombok Wildlife Park memiliki 420 ekor satwa dari 62 jenis satwa.


Delapan Gorila di San Diego Sembuh Dari Covid-19

16 Februari 2021

Kawanan ekor gorila berada di kandangnya setelah dua kawanannya dinyatakan positif COVID-19 usai jatuh sakit  di Taman Safari Kebun Binatang San Diego di San Diego, California. San Diego Zoo
Delapan Gorila di San Diego Sembuh Dari Covid-19

Delapan gorila di Kebun Binatang San Diego telah pulih sepenuhnya setelah tertular Covid-19 bulan lalu.


Kebun Binatang Ragunan Didatangi 150 Ribu Orang, Satwa Bisa Stres

19 Juni 2018

Sejumlah pengunjung melihat hewan yang berada di Kebun Binatang Ragunan, Jakarta, 16 Juni 2018. Hari libur Lebaran kedua banyak dimanfaatkan ribuan warga untuk berlibur ke Kebun Binatang Ragunan. TEMPO/M Taufan Rengganis
Kebun Binatang Ragunan Didatangi 150 Ribu Orang, Satwa Bisa Stres

Dokter hewan menyarankan Kebun Binatang Ragunan membatasi jumlah pengunjung agar satwa tidak stres.


Penumpang Transjakarta Menuju Kebun Binatang Ragunan Meningkat

19 Juni 2018

Halte Transjakarta Dukuh Atas dengan tujuan Ragunan di padati antrian warga Jakarta, (01/01). Meski antrian panjang dan berdesakan warga Jakarta tetap antusias untuk berlibur ke kebun Binatang Ragunan. TEMPO/Dasril Roszandi
Penumpang Transjakarta Menuju Kebun Binatang Ragunan Meningkat

PT Transjakarta mencatat jumlah penumpang bus Transjakarta rute Kebun Binatang Ragunan mengalami peningkatan selama libur Lebaran 2018.


Pengelola Kebun Binatang Ragunan Bantah Kawasannya Minim Tempat Sampah

19 Juni 2018

Sejumlah pengunjung memadati Kebun Binatang Ragunan, Jakarta, 16 Juni 2018. Pihak Kebun Binatang Ragunan menargetkan 800 ribu pengunjung selama 15-24 Juni 2018 atau sekitar 80 ribu pengunjung per hari. TEMPO/M Taufan Rengganis
Pengelola Kebun Binatang Ragunan Bantah Kawasannya Minim Tempat Sampah

Disebut minim tempat sampah, begini tanggapan pengelola Kebun Binatang Ragunan.


Libur Lebaran 2018, 95 Persen Satwa Ragunan Dipamerkan

18 Juni 2018

Wisatawan mengamati Gajah Sumatera atau
Libur Lebaran 2018, 95 Persen Satwa Ragunan Dipamerkan

Kepala Unit Pengelola Taman Margasatwa Ragunan Dina Himawati mengatakan 95 persen satwa koleksi dipamerkan selama Libur Lebaran 2018.


Cuaca Buruk, Gembira Loka Kurangi Waktu Hewan Keluar Kandang

1 Desember 2017

Sejumlah petugas Rescue Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) kota Yogyakarta memotong batang pohon tumbang di kandang burung Kasuari, Kebun Binatang Gembira Loka, Yogyakarta, 31 Maret 2016. TEMPO/Pius Erlangga
Cuaca Buruk, Gembira Loka Kurangi Waktu Hewan Keluar Kandang

Pengelola Kebun Binatang Gembira Loka juga tidak menargetkan jumlah kunjungan selama cuaca buruk, tapi tetap siap menerima pengunjung.


Pencekok Miras ke Satwa TSI: Kami Menyesal Melakukan Hal Bodoh

20 November 2017

Pengunjung memberi makan rusa di Taman Safari Indonesia (TSI) Cisarua, Jawa Barat, 7 Juli 2016. Pengelola TSI menyiapkan area parkir dan menambah personel untuk pelayanan pengunjung saat liburan Idul Fitri. Tempo/ Aditia Noviansyah
Pencekok Miras ke Satwa TSI: Kami Menyesal Melakukan Hal Bodoh

Mengaku telah melakukan hal bodoh yang berakibat fatal pada satwa, pelaku pencekokan miras ke satwa TSI di Cisarua, Bogor, menyesal.


Pengunjung Pameran Satwa di Serpong Bermain dengan Ular  

10 September 2017

Taman Safari Indonesia memberi kesempatan bagi pengunjung untuk memegang dan berfoto dengan ular koleksinya di Indopet Expo 2017 di ICE, BSD City, Tangerang, 10 September 2017. TEMPO/Maria Fransisca
Pengunjung Pameran Satwa di Serpong Bermain dengan Ular  

Taman Safari Indonesia memamerkan koleksinya, berupa ular dan burung kakaktua.


Siamang Tarik Jari Balita Hingga Putus, BKSDA: Dia Agresif

4 Juli 2017

Seekor siamang meminum teh hangat untuk menghangatkan tubuhnya saat udara dingin di kebun binatang Debrecen, Budapest, Hungaria, 25 Janaruari 2017. (Zsolt Czegledi/MTI via AP)
Siamang Tarik Jari Balita Hingga Putus, BKSDA: Dia Agresif

Tim BKSDA yang mengunjungi Kebon Rodjo juga menilai kondisi kandang satwa memenuhi standar.