Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Lukisan Parodi Penangkapan Diponegoro Dipamerkan  

Editor

Sunu Dyantoro

image-gnews
Lukisan berjudul
Lukisan berjudul "Penangkapan Pangeran Dipanegara" karya Raden Saleh tahun 1857 pada pameran bertajuk Raden Saleh dan awal seni lukis Indonesia di Galeri Nasional, Jakarta, Senin (4/6). TEMPO/Dwianto Wibowo
Iklan

TEMPO.CO, Yogyakarta - Pangeran Diponegoro memegang sketsa lukisan. Kedua tangannya menggenggam ujung atas sketsa. Ia menunduk menghadap muka lukisan. Diponegoro seperti membaca lembaran kertas. Di samping kiri Diponegoro berdiri Raden Saleh. Tangan kanannya menyentuh baju ningrat Jawa yang ia kenakan. Blangkon menutupi kepalanya. Sedangkan, tangan kiri dia menjepit kanvas putih. Bola mata Raden Saleh menatap ke depan. “Saya bayangkan harunya pertemuan dua tokoh itu,” kata perupa Rudi Winarso di Mien Gallery Yogyakarta.

Diponegoro dan Raden Saleh dalam lukisan itu melawan kolonial. Diponegoro yang kalah perang tertangkap. Raden Saleh yang berjuang melalui lukisan juga tertangkap. Di antara Diponegoro dan Raden Saleh berdiri seorang jenderal Belanda. Ia memandang ke arah lukisan yang dipegang Diponegoro. Raja Belanda, Willem III mengamati lukisan itu. Jenderal De Kock, penangkap Diponegoro juga melihat lukisan itu. De Kock adalah pengatur siasat perang Pemerintah Kolonial Hindia Belanda.

Isteri Diponegoro menghadap pilar gedung penyangga. Gedung itu tempat penangkapan Diponegoro di Magelang, Jawa Tengah. Perempuan yang duduk di lantai itu menulis Raden Saleh di pilar. Pelukis Belanda, Nicolas Pieneman berdiri melihat Diponegoro, Raden Saleh, dan para jenderal Belanda. Kedua telapak tangan Pieneman menindih lukisannya berjudul Penyerahan Diri Diponegoro.

Inilah karya perupa Rudi Winarso yang dipamerkan di Mien Gallery, 20-30 November. Pameran berjudul Art Mind Mien Gallery ini menandai dibukanya kembali Mien Gallery setelah enam tahun tutup. Mien adalah nama isteri dari pelukis maestro, Widayat. Selain Rudi, terdapat lima perupa yang memamerkan karya. Lima perupa itu, yakni Widayat, Ambar Pranasmara, Daruslan, Robet Kan, Rudi Winarso, dan Yaksa Agus. Karya yang dipajang ada14 lukisan, empat patung, dan dua karya instalasi.

Perupa Rudi Winarso, mengatakan karya berjudul tertangkapnya Raden Saleh berupaya mempertemukan pelaku peristiwa sejarah Perang Jawa. Ia ingin menangkap ideologi perlawanan Raden Saleh, pelukis Tertangkapnya Diponegoro. “Ini parodi sejarah," kata Rudi.  Ia membuatnya pada 2001. Sebelum melukis, alumnus Desain Komunikasi Visual Institut Seni Indonesia Yogyakarta ini melakukan riset pada 1999-2011 di Manado dan Makassar.

Patung kepala manusia berderet di bawah sorot cahaya redup. Tempurung patung kepala berhiaskan aneka rupa lukisan. Ada lukisan banyak perempuan menari telanjang. Ada pula lukisan berwarna hitam putih yang membelah bagian tempurung patung. Karya berjudul Head Series menampilkan delapan panel patung kepala manusia. Rotan meliliti beberapa patung itu. Besi melingkar menyangga semua patung. “Ini gambaran isi kepala manusia,” kata Ambar.

Dia merekam kejadian yang pernah ia alami dalam karya itu. Misalnya instalasi kepala manusia berwarna hitam putih menggambarkan manusia yang memikirkan pergantian siang dan malam. Selain patung kepala manusia, ada pula patung yang mengombinsikan binatang dan benda mewah. Daruslan membuat patung kijang berbadan mobil. Patung berwarna silver mengkilat itu berjudul kijang Avansa. Kijang itu sedang duduk bertumpu pada kedua kaki bagian depan. Sedangkan, dua kaki bagian belakang berbentuk dua roda mobil.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Menurut Daruslan, ide membuat patung muncul ketika ia memutari jalanan Yogyakarta. Kota ini menurut Daruslan kini semakin disesaki. “Saya hanya ingin bermain-main saja dalam karya itu,” kata dia. Ia mengecat patung menggunakan cat yang biasa dipakai untuk mewarnai mobil. Pada karya lain, Daruslan juga mengeksplorasi angsa.

Kurator pameran, Robet Kan mengatakan lukisan Rudi memparodikan karya yang sudah ada. Rudi membuat cara pandang baru terhadap lukisan itu. Ia mengajak masyarakat kritis terhadap kondisi dan situasi sejarah. “Ini gambaran sejarah dengan banyak pertanyaan,” kata dia.

Ia juga mengatakan sebagian besar karya perupa telah dipamerkan sebelumnya. Hanya saja, dalam pameran ini perupa membaca ulang karya mereka. Ambar, misalnya, pernah memamerkan karyanya di Cafe Viavia pada awal 2013.

SHINTA MAHARANI 

 
Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Mengenal Voice Against Reason, Pameran Seni Rupa Kontemporer dari 24 Perupa

23 hari lalu

Pameran Voice Against Reason. Foto: Museum Macam.
Mengenal Voice Against Reason, Pameran Seni Rupa Kontemporer dari 24 Perupa

Pameran seni rupa ini diikuti perupa dari Australia, Bangladesh, India, Jepang, Singapura, Taiwan, Thailand, Vietnam, dan Indonesia.


Grey Art Gallery Bandung Gelar Pameran Seni Rupa Islami Karya 75 Seniman

30 hari lalu

Pameran seni rupa Islami berjudul Bulan Terbit  sejak 15 Maret hingga 14 April 2024 di Grey Art Gallery Bandung. (Dok.Grey)
Grey Art Gallery Bandung Gelar Pameran Seni Rupa Islami Karya 75 Seniman

Pameran seni rupa Islami ini menampilkan 85 karya 75 seniman yang membawa kesadaran bagaimana memaknai nilai-nilai Islam.


Menengok Sejarah 13 Maret sebagai Hari Jadi DIY dan Asal-usul Nama Yogyakarta

34 hari lalu

Ilustrasi Keraton Yogyakarta. Shutterstock
Menengok Sejarah 13 Maret sebagai Hari Jadi DIY dan Asal-usul Nama Yogyakarta

Penetapan 13 Maret sebagai hari jadi Yogyakarta tersebut awal mulanya dikaitkan dengan Perjanjian Giyanti pada 13 Februari 1755


DI Yogyakarta Berulang Tahun ke-269, Tiga Lokasi Makam Pendiri Mataram Jadi Pusat Ziarah

39 hari lalu

Ziarah ke makam Kotagede Yogyakarta pada Kamis, 6 Maret 2024 digelar menjelang peringatan hari jadi ke-269 DIY (Dok. Istimewa)
DI Yogyakarta Berulang Tahun ke-269, Tiga Lokasi Makam Pendiri Mataram Jadi Pusat Ziarah

Tiga makam yang disambangi merupakan tempat disemayamkannya raja-raja Keraton Yogyakarta, para adipati Puro Pakualaman, serta leluhur Kerajaan Mataram


Ketua Komisi A DPRD DIY: Tidak Boleh Sweeping Rumah Makan Saat Ramadan

43 hari lalu

Perhelatan Sarkem Fest 2024 digelar di Yogyakarta. (Dok. Dinas Pariwisata Yogyakarta)
Ketua Komisi A DPRD DIY: Tidak Boleh Sweeping Rumah Makan Saat Ramadan

Ketua Komisi A DPRD DIY Eko Suwanto menegaskan tidak boleh ada sweeping rumah makan saat Ramadan. Begini penjelasannya.


Badai Tropis Anggrek Gempur Gunungkidul, Ada 27 Kerusakan

20 Januari 2024

Ilustrasi badai. Johannes P. Christo
Badai Tropis Anggrek Gempur Gunungkidul, Ada 27 Kerusakan

Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta, mencatat 27 kejadian kerusakan dampak Badai Tropis Anggrek yang terdeteksi di Samudera Hindia.


Yogyakarta Dilanda Hujan Lebat dan Angin Kencang, BMKG : Potensi Sama sampai Minggu

4 Januari 2024

Hujan akibatkan kanopi di Stasiun Tugu Yogyakarta roboh, Kamis, 4 Januari 2024. Tempo/Pribadi Wicaksono
Yogyakarta Dilanda Hujan Lebat dan Angin Kencang, BMKG : Potensi Sama sampai Minggu

BMKG menjelaskan perkiraan cuaca Yogyakarta dan sekitarnya hingga akhir pekan ini, penting diketahui wisatawan yang akan liburan ke sana.


Gunung Merapi Keluarkan Awan Panas, Sejumlah Desa Terkena Dampak

8 Desember 2023

Gunung Merapi meletus lagi, mengirim material vulkanik hingga setinggi tiga kilometer di atas puncak gunung itu, Jumat pagi 10 April 2020. Letusan itu adalah yang ketujuh sejak yang pertama Jumat pagi 27 Maret lalu. FOTO/DOK BPPTKG
Gunung Merapi Keluarkan Awan Panas, Sejumlah Desa Terkena Dampak

Gunung Merapi di perbatasan antara Jawa Tengah dan Yogyakarta mengeluarkan awan panas guguran.


Kader PSI Ade Armando Dilaporkan ke Polisi Dijerat UU ITE, Begini Bunyi Pasal dan Ancaman Hukumannya

8 Desember 2023

Ketua Umum Partai PSI Giring Ganesha (kanan) memakaikan jaket partai kepada Ade Armando (kiri), sebagai simbol bergabung partai PSI di kantor DPP partai PSI, Jakarta Pusat, Selasa, 11 April 2023. Ketua Umum partai PSI mengumumkan bergabungnya Ade Armando menjadi kader Partai PSI. TEMPO/MAGANG/MUHAMMAD FAHRUR ROZI.
Kader PSI Ade Armando Dilaporkan ke Polisi Dijerat UU ITE, Begini Bunyi Pasal dan Ancaman Hukumannya

Politikus PSI Ade Armando dipolisikan karena sebut politik dinasti di Yogyakarta. Ia dituduh langgar Pasal 28 UU ITE. Begini bunyi dan ancaman hukuman


Begini Sejarah Panjang Yogyakarta sebagai Daerah Istimewa

8 Desember 2023

Masyarakat berebut gunungan Sekaten di halaman Masjid Gedhe Kauman Yogyakarta Kamis (28/9). Dok. Keraton Yogyakarta.
Begini Sejarah Panjang Yogyakarta sebagai Daerah Istimewa

Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) memiliki sejarah panjang hingga memiliki otonomi khusus. Berikut penjelasannya.