TEMPO.CO, Jakarta - Sekretaris Komisi Penanggulangan AIDS Provinsi DKI Jakarta, Rohana Manggarala mengatakan ada pertumbuhan signifikan dalam tes VCT (Voluntary Counseling and Testing) untuk mengetahui keberadaan virus Human Immunodeficiency Virus dalam tubuh. Pada November 2013, ada lebih dari 12.000 orang yang memeriksakan diri.
"Ini membeludak banyak sekali, soalnya sebelumnya di satu Puskesmas hanya ada beberapa orang yang mau memeriksakan diri," ujar Rohana ketika dihubungi Tempo pada Ahad, 1 Desember 2013. Pada November 2013, di satu Kota Madya bisa ada 2.000 sampai 3.500 orang yang memeriksakan diri.
Lonjakan itu, kata Rohana, terjadi setelah KPAP mengubah metode tes. "Sekarang mereka dites saja dulu, setelah ketahuan positif, barulah kami melanjutkan pertanyaan yang bersifat lebih personal seperti perilaku seksual ataupun kemungkinan mereka menggunakan narkoba suntik.
Dulu, pertanyaan personal itu diajukan sebelum melakukan tes darah. Tetapi setelah mendapat masukan dari Wakil GUbernur Basuki Tjahaja Purnama, mereka mengubah metode tes. "Waktu itu Pak Ahok bilang metode yang lama membuat peserta tes merasa risih," kata Rohana. KPAP memberi prioritas tes kepada peserta pria, soalnya merekalah yang berisiko menularkan HIV ke pasangannya jika perilaku seks mereka cenderung bebas.
Pada tes hari ini di Bundaran HI, ada lebih dari 60 orang yang melakukan tes. "Empat di antaranya positif HIV, tetapi kami rahasiakan identitasnya dan mereka sudah dirujuk untuk berobat ke rumah sakit," ujar Rohana.
Hingga November 2013, di Jakarta ada 6.299 orang yang menderita AIDS dan 24.807 orang terjangkit virus HIV. Hingga November ada 423 orang yang terjangkit HIV melalui jarum suntik, 683 diantaranya berperilaku seks heteroseksual, 87 orang berorientasi homoseksual, 13 berorientasi biseksual, 1 bayi terjangkit, dan 10 orang melalui transfusi.
Wakil Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama mengatakan pemerintah memang perlu mengingatkan warga untuk mengetahui status HIV mereka. "Kalau tidak tahu, bisa tidak sengaja menularkan," katanya.
Pendidikan seksual dan pengetahuan tentang AIDS juga perlu diberikan kepada remaja. Mulai dari usia SMP dan SMA. Oleh sebab itu KPAP juga memberikan pelatihan dan penyuluhan kepada guru dan siswa yang sudah berjalan selama tiga tahun.
ANGGRITA DESYANI