TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah Korea Utara menuduh Merrill Newman, seorang turis berusia 85 tahun asal Amerika Serikat (AS), sebagai penjahat dalam Perang Korea pada 1950. Pemerintah negeri komunis itu, Sabtu, 30 November 2013, merilis sebuah video yang berisi permintaan maaf dan pengakuan Newman atas sejumlah tindakannya 63 tahun silam.
Dengan memakai kacamata, berkemeja biru dan bercelana panjang coklat, pria yang ditahan Korea Utara sejak 26 Oktober 2013 itu dalam videonya mengaku telah membunuh warga sipil, memusuhi pemerintah Korea Utara, dan membawa sebuah buku elektronik yang berisi kritik terhadap pemerintah Korea Utara dalam perjalanannya sebulan lalu.
Newman yang memang veteran militer Amerika Serikat ini ditangkap oleh tentara Korea Utara sebulan lalu di dalam pesawat Air Koryo yang akan membawanya ke Beijing. Sepekan sebelumnya, Newman berkeliling di Korea Utara untuk sekadar berwisata dan menapak tilas Perang Korea yang pernah dilakoninya sewaktu muda.
Seperti ditulis kantor berita Associated Press (AP), ada sejumlah kejanggalan dalam video yang dirilis kantor berita Korea Utara (KCNA) tersebut. Antara lain, kesalahan gramatikal bahasa Inggris dalam surat pernyataan yang dibaca Newman. Salah satunya adalah kalimat "I want not punish me," atau "Saya ingin menghukum saya." Kejanggalan ini memperlihatkan pernyataan Newman itu direka pemerintah Korea Utara dan dibacakan di bawah tekanan.
Profesor Studi Korea Utara di Universitas Korea Selatan di Seoul, Yoo Ho-Yeol, menilai video pernyataan Newman ini bisa menjadi tiket pulang buat warga Palo Alto, California itu. Negara yang kini dipimpin Kim Jong Un itu, kata Yoo, bisa saja memulangkan Newman jika dia mengakui kesalahannya dalam perang terdahulu. "Jika Newman mengaku salah dan memohon ampun, dia bisa saja dilepaskan," ujar Yoo seperti ditulis AP.
Namun nasib Newman hingga saat ini belum jelas. Pemerintah Amerika Serikat belum mau mengomentari kasus penahanan warganya itu. Adapun keluarga Newman sudah mengajukan permohonan pelepasan Newman kepada pemerintah Korea Utara dengan alasan penahanan itu merupakan kesalahpahaman.
Sejak 2009, pemerintah Korea Utara telah menahan 6 warga negara Amerika Serikat, termasuk dua jurnalis yang dituduh menyusup. Kemudian, Korea Utara juga pernah menahan misionaris AS bernama Kenneth Bae atas tuduhan penyebaran agama Kristen di negara itu. Padahal Kenneth berkunjung ke Korea Utara sebagai seorang pemandu wisata. Dia sempat ditahan selama setahun.
AP | PRAGA UTAMA
Internasional Terpopuler
Anak Ronald Reagan Khawatirkan Intrusi Agama di AS
WNI Kembali Jadi Korban di Yaman
Helikopter Tabrak Bar di Skotlandia