TEMPO.CO, Jakarta - Hasil survei terbaru Centre for Strategic and International Studies (CSIS) menunjukkan, konvensi calon presiden yang digelar Partai Demokrat sangat tidak populer. Hasil surveinya menyebutkan 83,1 persen responden tidak mengetahui perhelatan politik internal partai berlambang Mercy itu.
"Hanya 16,9 persen responden yang mengetahui Demokrat bikin konvensi," kata peneliti politik CSIS, Tobias Basuki, saat menyampaikan hasil surveinya, Ahad, 1 Desember 2013. Survei CSIS pada 13-20 November 2013 lalu melibatkan 1.180 responden di 33 provinsi. Survei dengan metode wawancara tatap muka itu memiliki margin of error sebesar 2,85 persen.
Tobias mengatakan, ketidaktahuan responden menunjukkan konvensi tersebut tak digelar secara optimal. Akibatnya, publikasi kegiatan konvensi tidak menjadi topik yang hangat di media massa. "Apalagi Demokrat tidak memiliki media sendiri," ucapnya.
Kepala Departemen Politik CSIS Philips J. Vermonte mengatakan, Demokrat tidak berupaya maksimal membangun opini publik soal urgensi konvensi. ”Malah yang terlihat geliat konvensi dibebankan pada peserta yang bakal bersaing,” ujarnya.
Padahal, dia melanjutkan, konvensi adalah pintu masuk bagi Demokrat menuju pada partai yang demokratis, jauh dari oligarki dan politik dinasti yang cukup kental dalam pergerakan partai tersebut. Konvensi, kata Philips, juga bisa menjadi momen bagi Demokrat untuk meningkatkan elektabilitas yang terpuruk akibat kasus korupsi.
"Demokrat sebetulnya memberi contoh yang baik bagi jalannya demokratisasi internal partai," katanya.
TRI SUHARMAN
Berita Terpopuler:
Aktor Paul Walker Meninggal dalam Kecelakaan Mobil
Ditanya Soal Gaji, Indra Sjafri Menangis
Cerita Indra Sjafri Tentang Pemain Titipan
Dukungan Megawati untuk Jokowi Makin Menguat
2015, Bekasi-Kuningan 39 Menit dengan Monorel