TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah menyatakan penggunaan dana Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) untuk belanja bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi hingga kini masih di bawah kuota. "Masih 5 persen di bawah kuota, kecuali untuk solar," kata Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Rida Mulyana, dalam Seminar Nasional Konservasi Energi, Selasa, 3 Desember 2013.
Masih terjaganya anggaran untuk BBM bersubsidi itu, menurut dia, salah satunya karena masyarakat yang semula menggunakan BBM bersubsidi telah beralih ke Pertamax. Namun begitu, ia mengakui, sebagian BBM bersubsidi masih dinikmati masyarakat yang mampu.
Sebelumnya, PT Pertamina menyatakan akan ada sisa kuota dari BBM bersubsidi jenis premium tahun ini. "Dari 29 juta kiloliter premium, akan sisa 1 juta kiloliter sampai akhir tahun," kata Senior Vice President Retail Marketing Pertamina, Suhartoko, seusai rapat koordinasi di Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Jumat pekan lalu.
Penurunan konsumsi premium yang terjadi tahun ini berlaku untuk minyak tanah atau kerosin. Sedangkan untuk solar bersubsidi, menurut Suhartoko, terjadi over kuota. Hal tersebut terjadi karena selisih kuota solar bersubsidi, yaitu sebanyak 15,11 kiloliter, hanya sedikit selisih dengan kuota tahun lalu. "Sementara itu, pertumbuhan kendaraan meningkat terus," ucap Suhartoko.
MARIA YUNIAR
Baca juga:
Paul Walker Punya Rumah Rahasia di Mentawai
Bercerai, Andi Soraya Diusir dari Rumahnya
Petisi Paul Walker untuk Lindungi Mentawai
Polisi Ungkap Penyebab Kecelakaan Maut Paul Walker
Kapolri Sutarman: Jilbab Rp 5 Ribu Sudah Dapat