TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Rida Mulyana, menyatakan ada tiga kendala dalam konservasi energi. "Kendalanya adalah awareness, ketergantungan dengan teknologi, serta skema pendanaan," ujarnya dalam Seminar Energi Konservasi Energi, Selasa, 3 Desember 2013.
Pertama adalah kesadaran untuk menghemat energi tidak membutuhkan investasi besar. Kedua, dengan ketergantungan terhadap teknologi, ia menyebutkan, masyarakat bisa mengganti penggunaan lampu bohlam 40 watt dengan lampu LED 5 watt. "Yang 5 watt itu selain terang benderang juga bisa tahan 15 tahun," ucapnya.
Rida menyebut skema pendanaan sebagai kendala ketiga. Ia mengatakan, sebenarnya sudah dikenal adanya grand banking maupun dana bergulir, namun hal tersebut belum berjalan optimal.
Lebih lanjut, Rida pun menyatakan bahwa Indonesia masih boros dalam menggunakan energi. Saat ini energi sudah mempengaruhi keseharian masyarakat. Namun dia menyayangkan energi yang dinikmati masyarakat Indonesia masih didominasi energi tak terbarukan atau fossil based, yaitu minyak, gas bumi, dan batu bara. "Lambat laun, keberadaannya berkurang dan harganya jadi makin mahal," ucapnya.
Oleh karena itu, kata Rida, pemerintah menerbitkan Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2007 tentang Energi. Ia mengungkapkan, ada dua inti undang-undang tersebut, yaitu diversifikasi dan konservasi energi. Rida menuturkan, energi fosil mendominasi 96 persen energi di Indonesia, yang membebani negara melalui subsidi Rp 312 triliun pada 2012.
"Tahun ini akan turun jadi Rp 272 triliun. Banyak sekali turunnya kalau konservasi bisa diterapkan," kata Rida. Ia menyebut Indonesia sudah banyak belajar dari negara lain mengenai konservasi energi. Namun, ia melanjutkan, kemajuannya di Indonesia terkesan lambat karena diperlukan koordinasi dengan kementerian-kementerian lain, serta industri dan para pelaku usaha sebagai end users energi.
Konservasi energi adalah salah satu cara menghemat konsumsi bahan bakar minyak. Setiap tahun, konsumsi BBM terus melonjak. Akibatnya, pemerintah pun mengucurkan ratusan triliun rupiah untuk mendanai subsidi BBM.
MARIA YUNIAR