TEMPO.CO, Jakarta - Rumah makan dan hotel menyumbang volume sampah terbesar di Makassar setiap hari. Menurut Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Makassar, rata-rata volume sampah yang diangkut per hari antara 15 sampai 20 meter kubik. Tak kurang dari 6 meter kubik di antaranya berasal dari rumah makan dan hotel. Sampah yang diangkut kebanyakan sisa makanan.
"Kita belum tahu pasti berapa volume sampah rumah makan dan berapa hotel. Karena kita hanya mengangkutnya," kata Kepala Dinas Pertamanan dan Kebersihan Makassar, Muhammad Kasim, Rabu, 4 Desember 2013.
Rumah makan dan hotel bertebaran di sepanjang Jalan Latu Museng, Bonto Lempangan, Lamudekelleng, Ujungpandang, Boulevard, dan Pengayoman. Selain lokasi-lokasi ini, penghasil sampah yang cukup besar datang dari wilayah kecamatan, seperti Rappocini, Mamajang, dan Panakkukang.
Setiap hari petugas mengambil sampah-sampah di kantong-kantong plastik besar untuk dibawa ke tempat penampungan akhir. Biasanya, 20 meter kubik sampah setara dengan empat mobil. Untuk kebutuhan ini, pemerintah kota mengenakan retribusi angkutan sampah sebesar Rp 300 ribu hingga Rp 1 juta per bulan.
Volume sampah mengalami peningkatan signifikan setiap hari. Yang berkisar antara 570 hingga 600 ton per hari. Ini disebabkan penduduk yang semakin banyak. Sedangkan Dinas Kebersihan hanya memiliki armada 151 unit yang beroperasi setiap hari. Dengan demikian, pihaknya masih membutuhkan armada untuk mengoptimalkan pengangkutan sampah di kota Makassar.
"Idealnya, armada yang harus kita miliki sekitar 200 unit. Sedangkan kita hanya punya 151 unit. Jadi kita usulkan enam armada lagi tahun 2014 pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Pokok Rp 44 miliar," tuturnya.
Sementara Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Makassar, Kwandy Salim, mengatakan hotel dan restoran sudah menyiapkan tempat sampah mereka, yang dipisahkan antara sampah kering dan basah.
"Bahkan kita juga yang langsung angkut sampah ke tempat pembuangan akhir sampah dengan mobil sendiri, kalau armada Dinas Kebersihan kewalahan," kata dia.
Kwandy berharap, armada sampah yang ada di Dinas Kebersihan itu ditambah dan jangan menggunakan truk. Jadi sampah tidak tumpah di jalan. Selain itu, petugas kebersihan yang datang mengambil sampah harus di-training dengan baik, jangan sampah yang ada dilempar ke truk. "Kita juga pahami karena keterbatasan sumber daya manusia yang dimiliki sehingga petugas kebersihannya begitu," ujarnya.
DIDIT HARIYADI
Berita lain:
Sandra Dewi dan Orang Terkaya ke-125, Ada Apa?
Tiga Jejak Cikeas di Hambalang
Bu Pur Panggil Kapolri 'Dik Tarman'
Negara Mana Paling Korup Sedunia?
Agnes Monica Langganan 'Saltum'
Ayu: Kasus Sitok Berlawanan dengan Isu Perempuan Salihara