TEMPO.CO, Sampang - Sedikitnya empat aktivis Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia di Madura mengalami luka-luka setelah bentrok dengan aparat kepolisian. Mahasiswa berunjuk rasa menolak kedatangan Presiden RI Susilo Bambang Yudoyono ke Kabupaten Sampang, Rabu, 4 Desember 2013. "Sekarang mereka dirawat di rumah sakit," kata Ketua Umum PMII Pamekasan, Syidik, saat ditemui di Markas Kepolisian Resor Sampang.
Menurut Syidik, rekan-rekannya terluka akibat terjatuh saat aksi saling dorong mahasiswa yang mencoba menerobos barikade polisi. Selain empat mahasiswa luka, polisi menangkap sembilan aktivis PMII se-Madura. "Kami hanya ingin menyampaikan aspirasi secara langsung ke Presiden, tapi kok malah ditangkap," ujar Syidik.
Menurut Syidik, tuntutan PMII ke SBY antara lain meminta kasus konflik Syiah segera diselesaikan dan meminta Badan Pengelola Wilayah Suramadu dibubarkan. "Dua hal ini yang paling urgent untuk diselesaikan SBY di Madura," katanya.
Wakil Kepala Polres Sampang, Komisaris Faruk Alfero, mengatakan pembubaran unjuk rasa tersebut demi memastikan keamanan Presiden. Menurut Faruk, aksi PMII itu juga tidak mengantongi izin. "Mereka tidak punya izin. Kami sudah minta baik-baik untuk bubar, tapi malah didorong," dia menerangkan.
Namun Syidik membantah soal perizinan tersebut. Dia mengatakan, jauh hari sebelum SBY datang, pihaknya telah mengajukan izin ke polisi, namun tidak direspons. "Kami tetap aksi karena sudah ajukan izin, urusan polisi diberi atau tidak," katanya.
MUSTHOFA BISRI
Berita Terkait
Ribuan TNI dan Polri Amankan Kunjungan RI-1
SBY Datang, Ketua Tim Rekonsiliasi Syiah Tak Menyambut
SBY Datang, 100 Pawang Hujan Jaga Langit Madura
SBY Berencana Safari ke Pulau Madura