TEMPO.CO, Jakarta - Kenaikan suku bunga kredit untuk kredit kepemilikan kendaraan bermotor memberikan pengaruh negatif pada pasar kendaraan roda empat tanah air. Cicilan yang naik membuat konsumen harus berhitung banyak sebelum memutuskan untuk membeli mobil.
Namun, Toyota Astra Motor tetap optimistis melihat tantangan ini. Direktur Pemasaran PT Toyota Astra Motor, Rahmat Samulo, menilai dampak dari kenaikan bunga kredit belum dirasakan dalam jangka pendek.
Mengantisipasi tingginya bunga kredit, Rahmat mengatakan Toyota tidak memiliki strategi khusus. Tapi, mereka hanya akan fokus meningkatkan pelayanan dan kemudahan bagi pelanggan. Optimisme ini, kata Rahmat, juga muncul karena Toyota memiliki tipe mobil pada seluruh segmen. Jadi, diharapkan dampak karena suku bunga kredit yang naik tidak menimpa seluruh segmen mobil.
Menurut dia, penjualan Toyota hingga kini masih stabil. Tapi, ia mengatakan penjualan akan sangat bergantung pada kondisi ekonomi tahun depan. "Mungkin sekarang belum terasa. Tapi dalam jangka panjang pasti ada pengaruhnya. Dampaknya terhadap penjualan belum bisa kita perkirakan karena penjualan dipengaruhi banyak faktor, terutama kondisi ekonomi," katanya kepada Tempo.
Menurut dia, dalam situasi ekonomi yang tidak menentu, Agen Pemegang Merek (APM) tidak bisa mengambil kebijakan dengan terburu-buru. APM, kata Rahmat, harus melihat tren yang terjadi pada masyarakat.
Berdasarkan data Gaikindo, Toyota masih menjadi APM dengan penjualan terbesar hingga Oktober 2013. Penjualan Toyota pada 10 bulan pertama tahun ini mencapai 358.633 unit. Penjualan pada Oktober mencapai 39.246 unit, turun dibandingkan bulan September yang mencapai 40.235 unit. Toyota mendominasi pasar mobil Indonesia dengan penguasaan pasar 35 persen.
ANANDA TERESIA