TEMPO.CO, Jakarta - Petinju profesional Marangin Marbun tewas ditembak polisi lantaran diduga berupaya merampas motor. Akan tetapi, pemilik Sasana Tinju Cah Sragen Bambang Supadi mengatakan Marangin tidak pernah mengeluhkan masalah keuangan atau meminjam uang kepadanya.
Bambang juga tidak percaya anak didiknya melakukan aksi kriminal. “Dia selalu bersikap santun dan hormat. Lagipula saya tahu dia tidak punya catatan kejahatan di masa lalu,” kata Bambang, Selasa, 3 Desember 2013.
Bambang berpendapat, kesejahteraan petinju profesional di Indonesia memang jauh dibandingkan dengan negara lain di Asia Tenggara. Padahal, petinju profesional mendapat uang dari pertandingan. Menurut Bambang, jumlah pertandingan sangat sedikit. Oleh karena itu, pembinaan petinju menjadi urusan masing-masing sasana atau manajer.
Selain itu, kata Bambang, bayaran tanding di Indonesia sangat kecil. "Sudah kecil, uangnya pasti dibagi dua dengan manajer atau sasana," ucapnya tanpa mau merinci jumlah uang yang didapat dari setiap pertandingan.
Marangin tewas ditembak anggota Kepolisian Sektor Cipondoh pada Sabtu lalu. Petinju berusia 28 tahun ini bersama adiknya, Irvan Barita Marbun, diduga mencoba merampas sepeda motor milik Marjaya.
PRAGA UTAMA
Berita lain:
Begini Marangin Meniti Karier Profesional
Sidak ke Menteng Atas, Jokowi: Saya Kecewa!
Pacari Sandra Dewi, Fans Club Edgar Senang
Dari Mana Asal Pacar Sandra Dewi?
Begini Telepon Bu Pur kepada Istri Kapolri