TEMPO.CO, Jakarta - Setelah tewasnya petinju Marangin Marbun, nasib Sasana Tinju Cah Sragen belum jelas. Sebab, Marangin dan Barita Marbun merupakan petinju yang tersisa di Sasana Cah Sragen.
"Saya belum berpikir cari petinju baru," kata pemilik Sasana Tinju Cah Sragen, Bambang Supadi, Selasa, 3 Desember 2013. Marangin tewas ditembak polisi pada Sabtu lalu, sedangkan Barita saat ini ditahan. Keduanya diduga berupaya merampas motor di Cipondoh, Tangerang.
Sasana Tinju Cah Sragen dibangun Bambang pada 2003. Petinju yang bergabung di sasana tersebut tinggal Marangin dan Barita, setelah petinju lainnya pensiun lantaran faktor fisik.
Sasana Tinju Cah Sragen terletak di Kampung Gaga, Kelurahan Semanan, Kalideres, Jakarta Barat. Sasana ini menempati sebuah ruangan berukuran sekitar 30 X 15 meter. Dari luar, sasana itu tampak seperti garasi biasa dengan pintu berteralis besi.
Ring tinju dengan karpet berwarna putih berlogo Cah Sragen mendominasi ruang sasana. Di sisi kanan, terdapat tiga sandsack untuk latihan. Pada sayap kiri, aneka alat latihan tinju bergantung. Dinding ruangan dicat warna merah-putih layaknya bendera Indonesia.
Pada pojok kiri sasana, ada cermin besar. "Berfungsi bagi petinju berlatih memukul bayangan dan mengevaluasi teknik dan gerakannya sendiri," kata Bambang.
Di samping cermin itu, sebuah foto besar menampilkan sosok Bambang bersama mantan petinju didikannya. Bambang Rusiadi berpose dengan sabuk juara World Boxing Federation Asia Pasifik tahun 2008. Sepuluh sabuk dan aneka medali yang dimenangkan para petinju sasana itu mengapit foto tersebut.
PRAGA UTAMA
Berita lain:
Berapa Gaji Marangin Sebulan?
Petinju Marangin Diduga Jadi Korban Salah Tembak