TEMPO.CO, Malang - Pemerintah Kota Batu menganggarkan dana untuk pertanian organik sebesar Rp 6 miliar melalui Angaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kota Batu 2014. "Pemerintah juga akan membeli produk yang dihasilkan dari pertanian tersebut," kata Wali Kota Batu Eddy Rumpoko, Jumat, 6 Desember 2013.
Pemerintah akan menyalurkan produk organik ke sejumlah pasar potensial yang menerima hasil produk pertanian. Jadi, petani tak perlu khawatir hasil produksinya tak diserap pasar. Petani yang beralih ke pertanian organik akan mendapat insentif Rp 1 juta per bulan.
Pemkot Batu menyiapkan pertanian organik berbasis pariwisata internasional. Tujuannya, untuk meningkatkan kesejahteraan petani serta mengangkat potensi pertanian di Batu. "Hasilnya akan dinikmati dua tahun mendatang."
Harapannya, Kota Batu menjadi sentra pertanian organik unggulan untuk produk sayuran, buah-buahan, dan tanaman pangan lainnya. Pemerintah Kota Batu menetapkan Desa Sumber Brantas, Kecamatan Bumiaji, sebagai kampung wisata internasional. Konsepnya, Desa tersebut menjadi tujuan agrowisata dengan menonjolkan usaha pertanian.
Warga setempat membudidayakan sayuran, bunga potong, dan bunga hias.Warga juga diajarkan berkomunikasi dalam bahasa Inggris. Butuh waktu empat tahun untuk persiapannya. Konsep desa wisata internasional "Taniku Wisataku" ini sekaligus untuk mengukuhkan Kota Batu menjadi kota wisata internasional.
Baca juga: Puluhan Ribu Siswa di Batu Dapat Susu Gratis
EKO WIDIANTO
Terpopuler
Selain Agnes, 6 Bintang Dunia Ini pun Salah Kostum
Ini Cuit Farhat tentang Foto Mesra Sophia-Ariel
Sperma Ternyata Punya Pasukan Pejuang
Jokowi Presiden, Ahok Otomatis Gubernur DKI