TEMPO.CO, Bangkok - Perdana Menteri Thailand Yingluck Shinawatra mengatakan bahwa akan segera membubarkan parlemen dan menggelar pemilihan umum sesegera mungkin menyusul gelombang protes anti-pemerintah di Bangkok.
"Pada langkah ini, ketika berbagai kalangan menentang pemerintah, jalan terbaik adalah mengembalikan kekuasaan kepada rakyat Thailand dan menggelar pemilu," ucap Yingluck, Senin, 9 Desember 2013.
"Biarlah rakyat Thailand yang memutuskan," ujarnya dalam sebuah pidato di televisi saat ribuan orang berdemonstrasi di Bangkok.
Koresponden Al Jazeeera, Scott Heidler, melaporkan dari Bangkok, Raja harus menyetujui pemilu. "Kami berharap pemilu dilangsungkan sekitar akhir Januari 2014 atau awal Februari 2014," kata Heidler di Bangkok.
Pemimpin gerakan unjuk rasa, yang terus berjuang supaya Perdana Menteri Yingluck mengundurkan diri, mengatakan dirinya tidak akan menghentikan unjuk rasa meskipun Yingluck membubarkan parlemen, Senin, 9 Desember 2013, dan berjanji mempercepat pemilu.
"Hari ini kami akan melanjutkan unjuk rasa ke gedung pemerintah. Kami belum berhasil mencapai tujuan kami. Pembubaran parlemen bukan urusan kami," kata Suthep Thaugsuban kepada Reuters.
Berbicara dari Bangkok, koresponden Al Jazeera, Wayne Hay, mengatakan, "Oposisi menginginkan pemerintahan bubar, bukan pengunduran diri Yingluck. Mereka ingin seluruh keluarga Shinawatra keluar dari dunia politik."
"Kakaknya, Thaskin, dituduh korupsi. Oleh karena itu, rakyat yakin bahwa adiknya pun (Yingluck) koruptor. Bahkan, jika dia mengundurkan diri dan menggelar pemilu, oposisi yakin pemerintah hanya akan melayani kepentingan Thaksin Shinawatra lagi," ujar Hay.
AL JAZEERA | CHOIRUL