TEMPO.CO, Jakarta - Tim dari Direktorat Jenderal Perkeretaapian Kementerian Perhubungan dan PT Kereta Api Indonesia (Persero) masih memeriksa kondisi jalur perlintasan kereta api di Pondok Betung, Bintaro. Juru bicara Kementerian Perhubungan, Bambang S. Ervan, mengatakan pemeriksaan dan perbaikan diperkirakan makan waktu 8 jam hingga 10 jam.
“Target utama kami selain penanganan korban juga bagaimana perlintasan bisa segera dipergunakan untuk operasional kereta rel listrik,” kata Bambang saat dihubungi Tempo, Senin, 9 Desember 2013.
Tim yang diturunkan akan melakukan pemeriksaan secara menyeluruh atas infrastruktur kereta api di tempat kejadian tabrakan kereta dengan truk tangki bahan bakar minyak. Pemeriksaan ini mencakup pemeriksaan rel dan instalasi listrik di atas jalur kereta. “Listrik di atas juga kami cek karena ini kan kebakaran,” kata Bambang.
Perbaikan akan menggunakan dana yang dikelola PT KAI. Namun, Bambang mengatakan, dana ini bukan dari kas internal perseroan melainkan bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara. “Untuk perawatan atau perbaikan kecelakaan seperti ini, pakai dana IMO, infrastructure maintenance obligation dari pemerintah yang dikelola PT KAI,” katanya.
Senin, 9 Desember 2013, sekitar pukul 11.20, terjadi tabrakan antara KRL jurusan Stasiun Serpong-Tanah Abang dengan mobil tangki pengangkut premium milik PT Pertamina. Setelah tabrakan, terjadi ledakan akibat tumpahan BBM yang diangkut. Saat ini, sudah ada 5 korban jiwa yang diindentifkasi yaitu Darman Prasetyo, 25 tahun (Masinis), Sofyan Hadi, 20 tahun (Petugas Pelayanan KRL), Agus Suroto, 24 tahun (asisten masinis), Rosa Kesauliya, 73 tahun (penumpang), dan Yuni, 16 tahun, (Penumpang).
BERNADETTE CHRISTINA MUNTHE