TEMPO.CO, Jakarta - Chosimin, sopir truk Pertamina yang bertabrakan dengan kereta komuter di Pondok Betung, Bintaro, Jakarta Selatan, masih dirawat di Rumah Sakit Pertamina Pusat (RSPP). Saat diinterogasi polisi, pria 40 tahun ini mengaku sudah mengawaki truk pengangkut bahan bakar Pertamina sejak 2007.
Pernyataan Chosimin diutarakan kembali oleh penyidik Kepolisian Resor Jakarta Selatan, Inspektur Satu Mas Waluyo. Kepada Waluyo, Chosimin menuturkan dia menderita luka bakar di seluruh wajah dan tangan kanan.
Berdasarkan pantauan Tempo, Chosimin dan kernetnya Mujiono, 44 tahun, dirawat di dalam satu kamar di Instalasi Luka Bakar Rumah Sakit Pusat Pertamina lantai 2F Bunyu. "Oh yang parah kernet ya, Pak?" kata Waluyo kepada Chosimin lewat sambungan telepon.
Atas izin rumah sakit, Waluyo menelepon Chosimin lewat sambungan internal rumah sakit guna meminta keterangan awal yang akan digunakan dalam proses penyelidikan. Waluyo, dalam percakapannya yang berlangsung sekitar tiga menit, melontarkan beberapa pertanyaan dan kembali mengulang jawaban Chosimin.
Chosimin dan Mujiono masih berada dalam ruang perawatan steril yang tidak boleh dimasuki siapa pun, kecuali dokter dan petugas kesehatan. Pintu ruangan perawatan mereka dijaga oleh seorang petugas keamanan rumah sakit.
Pada Senin, 9 Desember 2013, truk tangki yang dikendarai Chosimin bertabrakan dengan kereta api Commuter Line yang sedang melaju dari Serpong menuju Tanah Abang. Kecelakaan tersebut menyebabkan enam orang tewas dan 67 orang mengalami luka ringan hingga luka berat. Masinis kereta yang bernama Darman Prasetyo meninggal dalam kecelakaan tersebut.
LINDA HAIRANI
Terpopuler
Tragedi Kereta Bintaro, Truk Tangki Memaksa Masuk?
Tabrakan Kereta Ulujami Mirip Tragedi Bintaro
Kronologi Kerusuhan di Little India, Singapura
Ini Cerita Miris Tabrakan Kereta Bintaro 1987
Surga Korupsi, 756 Koruptor Cuma Divonis 2-5 Tahun