TEMPO.CO, Jakarta - Kepolisian Resor Jakarta Selatan bersama tim gabungan investigasi kecelakaan kereta rel listrik yang menabrak truk tangki pertamina di Bintaro hanya melakukan 4 adegan dalam reka ulang dan olah tempat kejadian perkara di pintu perlintasan Jalan Bintaro Raya, Selasa, 10 Desember 2013.
Reka ulang dilakukan belasan orang anggota polisi yang berasal dari dari Sub-Direktorat Penegakan Hukum Direktorat Lalu Lintas Polda Metro Jaya, Direktorat Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya, dan Traffic Accident Analyst (TAA) Korlantas Polri, serta Laboratorium Forensik Mabes Polri. Tidak ada saksi yang dilibatkan dalam olah TKP yang berlangsung sekitar 30 menit itu, namun polisi merekam kegiatan itu menggunakan sejumlah kamera.
Adegan pertama, polisi menggunakan mobil minibus milik TAA untuk merepresentasikan truk tangki pertamina yang membawa 24 ribu liter premium. Truk melaju dari arah Jalan RC Veteran, Tanah Kusir, menuju Bintaro. Sesampai di pintu perlintasan, truk terus maju dan berhenti di tengah perlintasan. Pintu perlintasan pada sisi arah Bintaro sudah tertutup dan mobil tidak bisa bergerak.
Pada adegan kedua, polisi menggunakan papan kayu dengan roda besi untuk menggambarkan kereta listrik yang melaju dari arah Sudimara menuju Kebayoran Lama. Karena jarak terlalu dekat, truk tertabrak. Pada adegan ketiga, truk tertabrak kereta dan terseret hingga sejauh 20 meter.
Kemudian pada adegan keempat, truk mengeluarkan percikan api dan membakar muatan bensin yang tumpah sehingga api membesar dan ikut menyambar kereta. Akibat tabrakan itu, gerbong paling depan kereta anjlok dan miring ke arah kiri, dan truk terbakar hingga hangus.
Hingga olah TKP selesai, polisi tidak memberikan keterangan resmi kepada wartawan. Sedangkan Kepala Sub-Direktorat Pembinaan Penegakan Hukum Direktorat Lalu Lintas Polda Metro Jaya, Ajun Komisaris Besar Polisi Hindarsono ketika dihubungi terpisah enggan menjelaskan kronologi kecelakaan hasil olah TKP. "Masih kita olah, nanti dulu ya," ujarnya seraya memutus percakapan.
Adapun di lokasi kejadian, sejumlah warga menuturkan kejadian ini bermula saat truk tangki Pertamina melaju dari arah Tanah Kusir menuju Bintaro. Saat di perlintasan, sirene peringatan kereta akan melintas sudah dibunyikan, dan palang pintu sudah diturunkan sebagian. "Pengemudi truk tangki meminta petugas palang menaikkan lagi pintu perlintasan karena hampir mengenai kepala truk," ujar Ani (40), warga Gang Swadaya II, Bintaro, yang menyaksikan kejadian itu.
Ani menuturkan, saat itu dia sedang berada di warungnya yang terletak di seberang pos perlintasan. Dia melihat truk tangki terus maju, namun kemudian terhenti karena palang pintu di arah Ulujami sudah tertutup. "Lalu 'Pak Ogah' yang biasa mengatur lalu lintas di perlintasan ini berupaya mengangkat pintu supaya truk bisa maju karena kereta sudah dekat." Namun karena lalu lintas padat, truk tidak bisa maju sampai akhirnya tertabrak kereta. "Jalannya memang sedang ramai."
Dari arah Sudimara, kereta melaju cukup kencang, tapi Ani melihat sang masinis berupaya mengerem karena terdengar suara mendecit. Namun jarak yang terlalu dekat membuat kereta tetap menghajar truk. Dia mengatakan, tidak ada suara keras saat truk ditabrak kereta, hanya seperti gesekan besi.
Beberapa meter kemudian, muatan truk bocor dan timbul percikan api yang lalu membesar. "Ledakan baru terdengar sekitar 30 detik kemudian, sebanyak 5 kali dan asap hitam terus membubung." Akibat kerasnya benturan, gerbong paling depan kereta oleng dan miring sampai akhirnya berhenti.
Ani menyaksikan banyak penumpang kereta yang berusaha memecahkan kaca. Dia membenarkan pintu kereta tidak terbuka. "Setelah kaca pecah mereka berlompatan, sampai ada yang masuk got." Dia bersama warga lain kemudian turut membantu evakuasi para penumpang. Simak perkembangan kecelakaan kereta api di Bintaro di sini.
PRAGA UTAMA
Lihat juga:
INFOGRAFIS Kronologi Tragedi Bintaro
FOTO Sopir Truk Tragedi Bintaro Dirawat di RSPP
FOTO Bentuk Truk Tangki Usai Tertabrak KRL di Bintaro
Firasat Ibu Korban Tabrakan Kereta Bintaro