TEMPO.CO, Pangkal Pinang - Hasil kajian studi lapak dan studi kelayakan pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir di Pulau Bangka, yang dilakukan oleh PT Surveyor Indonesia (SI) dalam kurun tiga tahun terakhir, menetapkan bahwa Pulau Bangka sangat layak menjadi daerah pembangunan PLTN.
"Dari dua daerah yang kita lakukan kajian, yakni di daerah Teluk Inggris, Kabupaten Bangka Barat, dan Daerah Sebagin, Kabupaten Bangka Selatan, kedua daerah tersebut bahkan bisa dibangun 10 unit PLTN," ujar Project Manager PT Surveyor Indonesia Irman Bustaman, saat memberikan materi dalam kegiatan Forum Komunikasi Media Bangka Belitung di Novotel Bangka, Senin, 9 Oktober 2013.
Dikatakan dia, dari pertimbangan aspek geologi dan geografi, PLTN di Kabupaten Bangka Barat bisa dibangun enam unit. Sedangkan, di Kabupaten Bangka Selatan bisa dibangun empat unit. Setiap unit PLTN tersebut dayanya bisa mencapai 1000 Megawatt elektrik.
"Namun yang berhak menentukan jadi atau tidak PLTN dibangun di pulau Bangka adalah Bapeten. Untuk itu kita akan menyampaikan hasil kajian ini kepada Bapeten untuk meminta lisensi," ujar dia.
Dia mengungkapkan, PT Surveyor Indonesia telah melakukan kajian studi lapak dan kelayakan di Pulau Bangka sejak 2011 lalu, yang dibagi dalam tiga tahapan setiap tahunnya. "Akhir 2013 ini waktu melakukan kajian berakhir. Pada tahun ketiga ini, kita menyampaikan laporan evaluasi tapak, informasi dan laporan data tapak, integrasi laporan FS dan pencanangan master plan," ujar dia.
Walaupun belum dipastikan akan dibangun atau tidak, hasil studi yang dilakukan PT Surveyor Indonesia ini bisa memberikan manfaat kepada pemerintah daerah, di antaranya adanya analisa geologi dari aspek G3 dan analisa data oseanografi Pulau Bangka.
"Selain itu, pemerintah daerah juga bisa mendapatkan data meteorologi, data seismograf dan foto udara dari LIDAR yang sangat akurat," ujar dia.
Kepala Badan Pengawas Tenaga Nuklir (Bapeten), Asnatio Lasman, mengatakan bahwa hasil kajian yang sudah dilakukan oleh PT Surveyor Indonesia belum menjadi jaminan akan dibangun PLTN di Pulau Bangka.
"Kita masih akan melakukan kajian lagi, terutama dalam mengecek Kajian Lingkungan Hidup dan Analisa Manajemen Dampak Lingkungan. Hasil studi tersebut akan kita bandingkan lagi dengan hasil kajian yang akan kita lakukan," ujar dia.
Dia mengatakan, pihaknya akan mengawasi secara ketat tiga pilar dalam regulasi ketenaganukliran, mulai dari peraturan, perizinan dan inspeksi. "Masih ada proses lagi yang harus dilalui sebelum memutuskan membangun PLTN," ujar dia.
Sementara itu, Peneliti Badan Teknologi Nuklir Nasional (BATAN), Erni Rifandriyah Arief, mengatakan bahwa kekayaan alam di Pulau Bangka terutama kandungan logam tanah jarang dalam mineral ikutan timah, terutama monazite sangat banyak. Dan jika PLTN jadi dibangun maka bahan baku tidak sulit diperoleh.
"Dari hasil penelitian yang kita lakukan, kandungan monazite dalam logam tanah jarang banyak mengandung radioaktif yang jumlahnya mencapai satu setengah miliar ton. Mineral ini banyak dicari di dunia. Sedangkan, di Pulau Bangka malah belum diapa-apakan," ujar dia.
SERVIO MARANDA
Berita populer:
Artijo, Hakim 'Killer' di Mata Koruptor
Ini Koleksi Vila Para Jenderal di Citamiang
Tabrakan Kereta Ulujami Mirip Tragedi Bintaro
Kerusuhan Pecah di Little India Singapura