TEMPO.CO, Bangui - Pasukan Prancis mulai melucuti senjata para pemberontak di Republik Afrika Tengah guna mengakhiri kekerasan antarkelompok bersenjata yang menewaskan ratusan orang sejak awal Desember 2013.
Menurut laporan kantor berita Reuters, suara tembakan terdengar di dekat pelabuhan udara bersamaan dengan militer Prancis menggeledah senjata di Ibu Kota Bangui. "Selanjutnya pasukan Prancis mendapat serangan dari bekas pemberontak di pusat kota, namun tak ada korban jiwa," tulis Al Jazeera, Senin, 9 Desember 2013.
Dalam bentrokan itu, komandan tertinggi Seleka, Nourdine Adam, ditangkap militer Prancis. "Nourdine Adam ditangkap dan dipindahkan ke pangkalan militer di bandar udara internasional," kata koresponden Al Jazeera, Nazanine Moshiri, Senin, 9 Desember 2013. "Dia di sana untuk sementara waktu, namun belakangan dia tampak berada di Istana Presiden."
"Kami tidak tahu apakah dia dibawa oleh pasukan Prancis sebagai bagian dari pelucutan senjata atau untuk menyelamatkan dirinya," kata Moshiri.
Kekerasan di negara bekas jajahan Prancis ini melibatkan pemberontak muslim Seleka yang berasal dari negeri tetangga, Chad, dan sudah melawan kelompok Kristen anti-Balaka.
Baca Juga:
Seleka adalah pemberontak yang merebut kekuasaan pada Maret 2013 dan menempatkan Michel Djotodia sebagai presiden sekaligus menjadi presiden muslim pertama di negara yang mayoritas berpenduduk Kristen.
AL JAZEERA | CHOIRUL