TEMPO.CO, Jakarta - Tabrakan antara kereta Commuter Line dengan truk tangki di lintasan kereta Bintaro seolah mengingatkan kembali pada tragedi tahun 1987. Saat itu kereta dari Rangkasbitung bertabrakan dengan kereta dari arah Kebayoran. Tidak kurang dari 139 orang tewas dalam kejadian itu. "Masih banyak ada warga yang suka cerita peristiwa itu," kata Sutarno, 50 tahun, pedagang bakso yang berjualan dekat lokasi tabrakan, Selasa, 10 Desember 2013.
Sekitar lima bulan lalu, kata Sutarno, dia mendengar ada tukang ojek yang mengantarkan seorang perempuan ke sebuah alamat di dekat rel Bintaro. "Pas sampai di tempat, eh penumpangnya sudah hilang," kata dia. "Padahal, itu kejadiannya siang hari."
Sekitar dua tahun lalu, kata Sutarno, seorang supir taksi yang mengantarkan penumpang perempuan ke kawasan Bintaro. Saat taksi melintas di lokasi tabrakan kereta tahun 1987, penumpangnya menghilang. "Supirnya ketakutan dan berhenti di depan warung saya dengan muka pucat."
Menurut Sutarno, cerita semacam itu memang sering muncul setelah tragedi Bintaro I. Namun, dia belum pernah mengalami sendiri kejadian seperti dalam cerita aneh semacam itu. "Saya belum pernah lihat yang aneh-aneh." Biasanya, kata dia, justru yang diganggu mahluk halus di kawasan rel Bintaro bukan warga setempat. "Ya tukang ojek, tukang becak, atau supir taksi."
Seingat dia, kisah mistis yang sering dia dengar terjadi sewaktu jalur kereta api Bintaro belum dibangun menjadi jalur ganda. "Dulu masih sepi, hampir setiap minggu ada saja cerita seram." Salah satu yang dia ingat adalah sekelompok anak kecil yang diganggu saat sedang bermain di pinggir rel. "Ada yang dorong anak-anak sampai jatuh, padahal mereka sedang duduk di pinggir rel," kisahnya.
PRAGA UTAMA
Berita Sebelumnya:
Sebelum Nabrak Kereta, Tangki Akan ke Petukangan
Tangis Menanti Identifikasi Korban KRL Bintaro
PT KCJ Sebut Sopir Terobos Perlintasan Bintaro
KNKT Selidiki Tabrakan Kereta di Bintaro
Mengapa Masinis Kereta Bintaro Tak Injak Rem