TEMPO.CO, Blitar - Sejumlah massa yang menamakan diri Barisan Pro-Mega mendeklarasikan dukungan kepada Megawati Soekarno Putri untuk menjadi calon Presiden Republik Indonesia dalam Pemilu 2014. Mereka berharap Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan tidak mengusung Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo meski Jokowi memiliki popularitas sangat tinggi.
Aksi puluhan simpatisan pendukung Megawati ini dilakukan di kompleks makam Bung Karno di Kelurahan Bendogerit, Kecamatan Sananwetan, Kota Blitar, siang tadi. Dengan membawa spanduk dukungan bertuliskan Megawati Calon Presiden, mereka menyeru masyarakat agar tetap setia mendukung putri Proklamator ini menjadi presiden. “Ibu Megawati adalah trah (keturunan) Bung Karno yang sanggup memimpin bangsa ini,” kata Budi Suasono, Ketua Barisan Pro-Mega Jawa Timur di Blitar, Rabu, 11 Desember 2013.
Bersama puluhan simpatisan Barisan Pro-Mega dari berbagai kota di Jawa Timur, Budi memimpin deklarasi ini dengan berziarah di makam Bung Karno. Selain mendoakan arwah Bung Karno, pendukung fanatik Megawati ini juga berdoa demi pencalonan idola mereka menjadi presiden. Mereka yakin bangsa Indonesia akan maju dan berjaya jika dipimpin oleh keturunan Bung Karno.
Budi menegaskan, barisan ini tidak digerakkan oleh siapa pun dan murni merupakan kehendak masyarakat akar rumput. Karena itu, mereka akan mensosialisasikan sikap ini kepada barisan Pro-Mega di daerah lain agar segera melakukan deklarasi yang sama. “Keinginan kami sudah bulat untuk mendukung Ibu Mega.”
Mereka mengaku tidak terpengaruh oleh hasil survei yang menunjukkan tingginya popularitas Jokowi dibandingkan dengan Megawati sebagai calon presiden. Deklarasi ini justru memberikan fakta berbeda, yakni Megawati memiliki pendukung fanatik di masyarakat.
Sebelumnya, Ketua DPC PDIP Kota Blitar Samanhudi Anwar kepada Tempo mengatakan sudah saatnya PDIP bersikap realistis dan terbuka atas masukan masyarakat. Jika survei menghendaki Jokowi sebagai calon presiden, maka hal itulah yang harus diikuti. Tujuan utama partai adalah memenangkan pemilihan, bukan sekadar mengusung figur. “Sebaiknya DPP mengikuti kehendak rakyat jika ingin menang,” katanya.
HARI TRI WASONO