Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Demonstrasi Thailand Dinilai Sama dengan Kudeta

image-gnews
Pemimpin masa anti pemerintah, Suthep Thaugsuban (tengah) saat memimpin barisan demonstrasi menuju kantor PM Yingluck Shinawatra di Bangkok, Thailand (9/12). (AP Photo/Wason Wanichakorn)
Pemimpin masa anti pemerintah, Suthep Thaugsuban (tengah) saat memimpin barisan demonstrasi menuju kantor PM Yingluck Shinawatra di Bangkok, Thailand (9/12). (AP Photo/Wason Wanichakorn)
Iklan

TEMPO.CO, Bangkok - Majelis untuk Melindungi Demokrasi (AFDD) yang terdiri dari 22 akademisi lintas universitas di Bangkok menyebut tuntutan para pengunjuk rasa anti-pemerintah adalah bagian dari kudeta. Sebelumnya, para demonstran memang mendesak Perdana Menteri Yingluck Shinawatra mundur dan kekuasaan digantikan dewan rakyat bentukan mereka.

AFDD menilai dewan rakyat menjadi caretaker pengganti Perdana Menteri Yingluck Shinawatra adalah inkonstitusional. "Cara itu akan merusak tatanan demokrasi dan bisa mengakibatkan perang sipil," kata anggota AFDD, Worajet Pakeerut, yang juga ahli hukum di Universitas Thammasat, Rabu, 11 Desember 2013.

Konstitusi mengatur bahwa jika perdana menteri mundur, maka bisa digantikan oleh deputi perdana menteri pertama. Apabila tidak ada deputi yang mampu menjalankan tugasnya sebagai perdana menteri, maka anggota senior kabinet harus mengambil alih. "Tidak perlu ada dewan rakyat," katanya.

Dia juga mengkritik rektor dan dekan dari beberapa universitas yang mendukung PDRC. Mereka dinilai sudah tidak bisa melihat kondisi politik secara jernih. "Mereka hanya mencari keuntungan pribadi setelah ditunjuk menjadi bagian dewan rakyat," katanya.

Piyabutr Saengkanokkul, dosen hukum Thammasat lainnya, mengatakan ide sebuah "dewan rakyat" terinspirasi oleh rezim fasis Benito Mussolini dari Italia. "Membentuk dewan rakyat sama saja dengan upaya kudeta," Piyabutr menegaskan.

Kasian Tejapira, ilmuwan politik di Thammasat, menuturkan dewan rakyat ini tidak memiliki kontrol dalam check and balace. "Bagaimana jika Suthep melanggar undang-undang? Bagaimana jika Partai Demokrat dan angkatan bersenjata yang korup? Apa ada mekanisme untuk mengusut mereka [di bawah dewan rakyat]?"

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Charnvit Kasetsri, mantan rektor di Thammasat, Thailand. mengatakan gerakan unjuk rasa itu adalah bentuk aksi anarkis. Dia menambahkan bahwa beberapa akademisi telah mengambil sikap anti-demokratis yang mengaku mewakili seluruh civitas academica tanpa ada persetujuan dari pihak-pihak yang diklaim.

THE NATION | EKO ARI

Berita Lainnya:

PM Thailand Menangis Mohon Demonstran Mundur 
Pemerintah Saudi Hukum Penggal Pelaku Inses
Obama Akan Berpidato di Pemakaman Mandela 
Polisi Mogok Kerja, Penjarahan Meluas di Argentina 
Uni Eropa Pangkas Bantuan ke Bosnia 
Dalai Lama Tidak Melayat Mandela  

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Lupakan Kekalahan dari Thailand, Timnas Indonesia Bidik Filipina

18 November 2018

Pesepak bola Timnas Indonesia berlatih menjelang laga lanjutan Piala AFF 2018 melawan Thailand, di Stadion Nasional Rajamangala, Bangkok, Thailand, Jumat, 16 November 2018. Pertandingan tersebut akan digelar di Stadion Rajamanggala, Bangkok, Thailand, Sabtu, 17 November 2018. ANTARA/Akbar Nugroho Gumay
Lupakan Kekalahan dari Thailand, Timnas Indonesia Bidik Filipina

Timnas Indonesia sekarang fokus pada pertandingan terakhir Piala AFF 2018 melawan Filipina di Jakarta pada 25 November mendatang.


110 Ribu Orang Hadiri Kremasi Raja Thailand, Bhumibol Hari Ini

26 Oktober 2017

Suasana saat warga menunggu di tepi jalan di sekitar Grand Palace untuk mengikuti upacara kremasi mendiang Raja Bhumibol Adulyadej, di Bangkok, Thailand, 24 Oktober 2017. AFP PHOTO
110 Ribu Orang Hadiri Kremasi Raja Thailand, Bhumibol Hari Ini

Sekitar 110 ribu orang diizinkan memasuki area dekat jenazah Raja Thailand, Bhumibol Adulyadej yang akan dikremasi hari ini.


Thaksin Tweet 'Tirani' Montesquieu Kritik Junta Militer Thailand  

30 Agustus 2017

Thaksin Shinawatra. Guardian.co.uk
Thaksin Tweet 'Tirani' Montesquieu Kritik Junta Militer Thailand  

Thaksin Shinawatra, eks Perdana Menteri Thailand meng-tweet ucapan Montesquieu tentang tirani untuk mengkritik junta militer.


Yingluck Lari ke Dubai Bergabung dengan Thaksin, Abangnya  

27 Agustus 2017

Mantan PM Thailand, Yingluck Shinawatra, tersenyum saat menerima media asing di rumahnya di Bangkok, Thailand, 12 Februari 2016. Menurut pengamat, Yingluck dan keluarga Shinawatra akan terlibat pada kampanye Pemilu 2017.  REUTERS/Jorge Silva
Yingluck Lari ke Dubai Bergabung dengan Thaksin, Abangnya  

Yingluck Shinawatra, eks Perdana Menteri Thailand, terbang ke Singapura lalu ke Dubai, negara tempat Thaksin, abangnya tinggal sebagai eksil.


Hebat, Nenek 91 Tahun Raih Gelar Sarjana di Thailand

11 Agustus 2017

Kimlun Jinakul (91) meraih gelar sarjana ekologi manusia di Sukhothai Thammathirat Open University dari Raja Thailand Maha Vajiralongkorn Bodindradebayavarangkun. AP Photo
Hebat, Nenek 91 Tahun Raih Gelar Sarjana di Thailand

Kimlan Jinakul, nenek asal Thailand meraih gelar sarjana ekologi dari Universitas Terbuka Sukhothai Thammathirat


UU Baru Disahkan, Raja Thailand Kuasai Warisan Rp 399,2 Triliun

20 Juli 2017

Raja baru Thailand, Maha Vajiralongkorn Bodindradebayavarangkun berbicara setelah mendapat undangan dari parlemen untuk menggantikan posisi ayahnya sebagai raja di Bangkok Dusit Palace, Thailand, 1 Desember 2016. Thailand Royal Household Bureau/Handout via REUTERS.
UU Baru Disahkan, Raja Thailand Kuasai Warisan Rp 399,2 Triliun

Raja Thailand kini menguasai penuh warisan kerajaan itu, menyusul pemerintah mengesahkan sebuah undang-undang baru.


Hina Kerajaan Thailand di Facebook, Pria Ini Dipenjara 35 Tahun

11 Juni 2017

Pusat Kerajaan Thailand/TEMPO/Nico J Tampi
Hina Kerajaan Thailand di Facebook, Pria Ini Dipenjara 35 Tahun

Wichai, 34 tahun, asal Thailand, harus menjalani hukuman 35 tahun karena unggahannya di Facebook dianggap menghina keluarga Kerajaan Thailand.


Karena Video Tato Vajilalongkorn, Thailand Ancam Adili Facebook

16 Mei 2017

Sebuah video menunjukkan Raja Thailand, Maha Vajiralongkorn tengah berjalan bersama seorang wanita. twitter.com
Karena Video Tato Vajilalongkorn, Thailand Ancam Adili Facebook

Pemerintah Kerajaan Thailand mengancam akan mengadili Facebook jika tidak menghapus video yang menampilkan tubuh bertato Raja Maha Vajiralongkorn


FB Blokir Video Raja Thailand, Vajiralongkorn Seliweran, Bertato  

11 Mei 2017

Sebuah video menunjukkan Raja Thailand, Maha Vajiralongkorn tengah berjalan bersama seorang wanita. twitter.com
FB Blokir Video Raja Thailand, Vajiralongkorn Seliweran, Bertato  

FB memblokir video yang menunjukkan Raja Thailand, Vajiralongkorn, berseliweran di pusat belanjadengan mengenakan kaus dan tubuh bertato.


Anggap Dirinya Kebal, Dukun Ini Tewas Saat Atraksi

28 April 2017

Sodahead.com
Anggap Dirinya Kebal, Dukun Ini Tewas Saat Atraksi

Seorang dukun di wilayah Chieng Mai, Thailand, tewas setelah ia sengaja menikam jantungnya sendiri karena menganggap dirinya kebal.