TEMPO.CO, Magetan - Angka 11-12-13 dimaknai oleh sebagian orang sebagai tanggal istimewa. Tak terkecuali bagi Yusron, 31 tahun, dan Sri Anita, 22 tahun, pasangan pengantin yang melangsungkan akad nikah di Kantor Urusan Agama Sukorejo, Kabupaten Ponorogo, Jawa Timur, Rabu, 11 Desember 2013. “Jadi bisa mudah mengingat tanggal pernikahannya,” kata Mohammad Hariyanto, paman dari mempelai perempuan, saat dihubungi Tempo.
Tanggal pernikahan keponakan Mohammad itu terbilang unik. Untuk menandai momentum langka tersebut, uang tunai yang dijadikan mas kawin juga menggambarkan 11-12-13, yaitu Rp 111.213. Perinciannya, selembar Rp 100 ribu, selembar Rp 10 ribu, selembar Rp 1.000, dua keping uang Rp 100, dua keping uang 5 sen, dan tiga keping uang 1 sen.
Hariyanto mengatakan, pihak keluarga Yusron di Desa Gandukepuh, Sukorejo, dan Sri Anita di Desa Kranggan, Sukorejo, Ponorogo, sudah mempersiapkan hari pernikahan sejak setahun lalu. Awalnya, mereka tidak mengira tanggal 11-12-2013 itu mudah diingat. “Baru sekitar sebulan ini sadar kalau tanggal pernikahan mereka urut,” ujarnya.
Kepala Kantor Urusan Agama Sukorejo, Ponorogo Wakhid Zaenuri, mengatakan, selain Yusron dan Sri Anita, ada empat pasangan pengantin yang melangsungkan akad nikah di kantornya pagi tadi. Meski demikian, dia menilai penetapan hari pernikahan itu tidak berdasarkan pada angka unik. “Saya kira hanya kebetulan,” tuturnya.
Kepala Kantor Kementerian Agama Ponorogo, M.Sakur, mengungkapkan hal senada. Menurut dia, tanggal unik 11-12-13 bukan menjadi alasan bagi warga setempat untuk melangsungkan pernikahan. Penentuan hari akad nikah biasanya berpedoman pada penghitungan Jawa yang sudah dilakukan secara turun-temurun.
NOVIKA DIAN NUGROHO
