TEMPO.CO, Jakarta - PT Kereta Api Indonesia akan mengevaluasi keberadaan gerbong wanita yang ada di rangkaian paling depan. Direktur Utama PT KAI Commuter Jabodetabek, Tri Handoyo, mengatakan sebetulnya dalam kecelakaan di Bintaro itu bukan kereta yang salah.
Pihaknya, kata Tri, sudah punya mekanisme dan aturan supaya perjalanan kereta berjalan dengan aman. “Tapi kami akan mengevaluasi letak kereta khusus perempuan, di mana yang lebih aman dan nyaman,” ujarnya saat ditemui pada Selasa lalu.
Dalam setiap rangkaian kereta Commuter Line terdapat dua gerbong khusus wanita yang ada di bagian paling depan dan belakang. Gerbong ini menjadi favorit banyak perempuan, terutama di jam-jam sibuk. Namun para penumpang perempuan banyak yang lebih memilih berada di gerbong bagian depan karena dianggap lebih dekat dengan pintu keluar stasiun saat turun.
Devi Rahmawati, seorang penumpang,mengatakan setelah kejadian kecelakaan kereta api di Bintaro diakuinya ada trauma saat hendak duduk di gerbong khusus perempuan. "Iya, secara emosional saya pribadi memang sempat prihatin dan khawatir bila harus menggunakan gerbong terdepan," katanya.
Selain mengevaluasi posisi gerbong perempuan, PT KAI berencana memasang stiker bergambar petunjuk keselamatan dan evakuasi dalam keadaan darurat. Direktur Utama PT KAI Ignasius Jonan mengatakan stiker itu akan ditempel pada jendela-jendela kereta. "Karena kalau di kereta tidak mungkin diperagakan," katanya di Gambir, Selasa lalu.
ANGGRITA DESYANI| M. ANDI PERDANA ILHAM TIRTA
Lihat berita
Polisi Dalami 2 Sebab Truk Berhenti di Rel Bintaro
Jenazah Masinis Kecelakaan Bintaro Dimakamkan
Korban Bintaro Tulis Status Facebook di Kereta
Tragedi Bintaro, Polda Ungkap Pemeriksaan Hari Ini
Jokowi : DKI Terlambat Bangun Terowongan