Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Bakdi Soemanto Terpilih sebagai Tokoh Teater 2013  

image-gnews
Radhar Panca Dahana menyerahkan wayang golek dengan karakter Saini KM pada tokoh teater tersebut di malam penganugerahan Federasi Teater Indonesia 2012 di Taman Budaya, Bandung, Jawa Barat, Rabu (25/1). Saini terpilih menjadi Tokoh Teater Indonesia 2012. TEMPO/Prima Mulia
Radhar Panca Dahana menyerahkan wayang golek dengan karakter Saini KM pada tokoh teater tersebut di malam penganugerahan Federasi Teater Indonesia 2012 di Taman Budaya, Bandung, Jawa Barat, Rabu (25/1). Saini terpilih menjadi Tokoh Teater Indonesia 2012. TEMPO/Prima Mulia
Iklan

TEMPO.CO, Yogyakarta - Federasi Teater Indonesia (FTI) menobatkan Bakdi Soemanto, penulis dan dosen Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, sebagai "tokoh teater tahun ini". Penganugerahan FTI Award 2013 itu akan berlangsung di Hotel Inna Garuda Yogyakarta, Jumat pekan depan, 20 Desember 2013.

Ketua Federasi Teater, Radhar Panca Dahana, mengatakan ada sejumlah alasan yang membuat tim kurator (juri) memilih Bakdi. Yang pertama, Bakdi dinilai memiliki dedikasi tinggi dalam mengembangkan teater di Indonesia. Tak kurang dari 50 tahun Bakdi hidup di dunia teater. "Ini empat per lima dari usianya," katanya, Kamis sore, 12 Desember 2013.

Alasan kedua, Bakdi aktif berperan menyebarkan teater secara ilmiah. Ia bisa dikatakan "intelektual teater" pertama di Indonesia. Alasan ketiga, Bakdi adalah peletak dasar teater absurd. Konsep teater ini, kata Radhar, hingga kini masih kerap disalahartikan oleh banyak orang. Adapun alasan terakhir, "Karyanya memiliki kontribusi besar terhadap budaya," katanya.

Ia mengatakan ada lima orang dalam tim kurasi (juri) pada penganugerahan ini. Mereka adalah Amoroso Katamsi, Afrizal Malna, Nano Riantiarno, Jajang C. Noer, dan Radhar sendiri. Sebelumnya, mereka mengkaji lima nomine. "Saya tidak enak sendiri," katanya saat didesak nama-nama nomine peraih anugerah FTI Award 2013.

Yang jelas, dia melanjutkan, proses penentuan calon peraih berjalan sangat alot. Maklum, kelimanya sama-sama memiliki kontribusi yang sangat besar terhadap perkembangan teater di Indonesia. "(Saya kira) bisa dapat semua," kata dia.

Bakdi Soemanto lahir di Solo, 29 Oktober 1941, dengan nama Soebakdi. Ayahnya, RM Soemanto, meninggal ketika Soebakdi berusia 13 tahun. Bakdi menamatkan pendidikan SMA bagian A (sastra). Ia lantas melanjutkan pendidikan jurusan Sastra Inggris di Universitas Gadjah Mada (UGM) dan lulus pada 1977. Pada 1982, ia mengikuti "American Studies Program" di Universitas Indonesia.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Bakdi menyelesaikan program pascasarjana-nya di UGM pada 1985. Dan pada 2002, ia meraih gelar doktor di bidang sastra dari kampus ini. Disertasinya berupa penelitian terhadap drama karya Samuel Becket, Waiting for Godot.

Bakdi adalah peraih FTI Award kedelapan. Sebelumnya, federasi yang berdiri Desember 2004 ini telah menganugerahi tujuh tokoh lain saban tahun. Yakni W.S. Rendra (2006), Putu Wijaya (2007), Nano Riantiarno (2008), Slamet Raharjo Djarot (2009), Wisran Hadi (2010), Saini K.M. (2011), dan Rahman Arge (2012).

Selain memilih tokoh teater, sejak dua tahun lalu, Federasi Teater juga memberikan "Maecenas FTI". Penghargaan ini diberikan pada tokoh yang dinilai berkontribusi dan intens pada seni pertunjukan dan kesenian. Setelah diberikan pada Jakob Oetama (2011) dan Sultan Hamengku Buwono X (2012), Maecenas FTI 2013 kali ini jatuh pada Victor Hartono.

Pengusaha asal pabrik rokok Djarum ini, kata Radhar, dinilai memiliki sumbangan besar untuk mempromosikan teater pada kelas yang lebih tinggi. Victor, Radhar melanjutkan, melalui perusahaannya, Djarum, juga mendirikan Yayasan Bakti Budaya yang menyediakan ruang untuk seni pertunjukan.

ANANG ZAKARIA

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


500 Seniman Ramaikan Nuit Blanche di Taiwan

6 Oktober 2018

Direktur Seni Nuit Blanche, Sean C.S Hu menyampaikan program Nuit Blanche ketiga di kota Taipei, Taiwan, 4 Oktober 2018.  Martha Warta Silaban/TEMPO
500 Seniman Ramaikan Nuit Blanche di Taiwan

Berbagai pertunjukan seni seperti musik juga akan ditampilkan di Nuit Blanche Taiwan, termasuk dari para tenaga kerja Indonesia.


Komikus Si Juki: Apa pun Bisa Jadi Meme

4 November 2017

Meme Setye Novanto. twitter.com
Komikus Si Juki: Apa pun Bisa Jadi Meme

Apapun saat ini bisa dijadikan meme. Perbincangan meme kembali hangat setelah penangkapan seorang pembuat meme tentang Ketua DPR Setya Novanto


Karya Teguh Ostenrik Akan Hiasi Kalijodo

9 Agustus 2017

Seniman Teguh Ostenrik tengah mempersiapkan karyanya yang akan dipajang di Kalijodo. Foto: Gino Hadi Franky
Karya Teguh Ostenrik Akan Hiasi Kalijodo

Karya instalasi ini masih dalam proses pembuatan. Karya ini
rencananya dipasang akhir September mendatang.


Di Indonesia Seni Video Belum Diserap Pasar Kelas High End

31 Juli 2017

Ilustrasi wanita membuat video. shutterstock.com
Di Indonesia Seni Video Belum Diserap Pasar Kelas High End

Seni video yang dinilai memiliki perkembangan cukup bagus di Indonesia diharapkan segera mempunyai pasar.


Kisah Putu Sunarta, Seniman Ukir Pembuat Gitar Divart dari Bali

18 Juli 2017

I Putu Sunarta dan dua gitar Divart karyanya jenis akustik dan elektrik. Lokasi di rumahnya, Banjar Dukuh, Desa Penebel, Tabanan, Bali, Selasa, 11 Juli 2017/BRAM SETIAWAN
Kisah Putu Sunarta, Seniman Ukir Pembuat Gitar Divart dari Bali

Lama menekuni seni ukir, I Putu Sunarta kini dikenal sebagai
pembuat gitar bermerek Divart di Bali.


Buku Biografi Pelukis Arie Smit Terbit, Ini Resensinya  

12 Februari 2017

Buku - Arie Smit, Maestro Pemburu Cahaya.  Kepustakaan Populer Gramedia (KPG)
Buku Biografi Pelukis Arie Smit Terbit, Ini Resensinya  

Buku biografi pelukis Arie Smit yang ditulis Agus Dermawan T.
terbit.


Otentisitas Sketsa Van Gogh yang Baru Ditemukan, Diragukan

16 November 2016

Direktur Museum Van Gogh, Axel Rueger (kiri), berpose di samping lukisan
Otentisitas Sketsa Van Gogh yang Baru Ditemukan, Diragukan

Buku Sketsa The Lost Arles yang baru dirilis internasional disebut memuat 56 sketsa karya maestro lukis Vincent Van Gogh.


Gatot Indrajati Sabet UOB Painting of the Year 2016

25 Oktober 2016

Seniman asal Jogja, Gatot Indrajati. idchinaart.org
Gatot Indrajati Sabet UOB Painting of the Year 2016

Seniman asal Yogyakarta Gatot Indrajati mendapat penghargaan UOB Painting of the Year 2016.


Berusia 39 Tahun, Teater Koma Berharap Tetap Koma

25 Februari 2016

Ratna Riantiarno memotong tumpeng usai menggelar persiapan pementasan lakon
Berusia 39 Tahun, Teater Koma Berharap Tetap Koma

Punya pemain dan penonton setia. Tetap harus berjuang menjadi
teater yang disukai masyarakat.


Jakarta 'Cekik' Tugu Pancoran, Edhi Sunarso Meratap Kecewa  

5 Januari 2016

TEMPO/Tony Hartawan
Jakarta 'Cekik' Tugu Pancoran, Edhi Sunarso Meratap Kecewa  

Nahas menerpa Monumen Dirgantara di Pancoran. Monumen itu dibangun Edhi Sunarso pada 1970, pada saat kekuasaan Soekarno sudah lemah.