TEMPO.CO, KARAWANG - Polisi Resor Krawang Jawa Barat akhirnya menetapkan Sahal, pria berserban asal Cirebon, menjadi tersangka pelaku penghinaan dan pengancaman polisi saat Operasi Zebra Lodaya di Jalan Raya Akmad Yani, Cikampek, pekan lalu. Meski sudah diperiksa polisi, Sahal tidak ditahan.
Kepala Polres Karawang Ajun Komisaris Tubagus Ade Hidayat saat dihubungi Tempo, Kamis, 12 Desember 2013, membenarkan hal itu. Menurut Ade, berbeda dengan sebelumnya, Sahal kini bersifat kooperatif. Pria berserban itu tidak ditahan, namun akan ada pemeriksaan lanjutan. Sahal hanya diberlakukan wajib lapor.(Baca:Tolak Ditilang, Pria Berserban Jadi Tersangka)
Ade menuturkan, pemeriksaan kasus tersebut dilakukan atas dasar laporan Kanit Lakalantas Polres Karawang Iptu Heri Nurcahyo, yang memimpin Operasi Zebra Lodaya pada 5 Desember lalu.
Sebelumnya, pada Kamis pekan lalu, 5 Desember 2013, Sahal marah-marah saat hendak ditilang jajaran kepolisian dari polres setempat dalam Operasi Zebra Lodaya di Jalan Raya Ahmad Yani, Karawang. Pengendara motor itu tidak menggunakan helm saat berkendara, dan helmnya disimpan di bagian depan sepeda motornya. Sahal langsung berhenti saat petugas meminta dirinya menghentikan kendaraan yang dikendarainya.
Namun, pria berserban itu langsung marah-marah saat diproses tilang. Ia menolak ditilang, karena operasi kendaraan yang digelar polisi dianggap sebagai "ajang" mencari uang oleh oknum kepolisian. Bukannya menyadari kesalahannya, Sahal justru memaki petugas. Ia menolak ditilang dan mengamuk dengan alasan dirinya dituding sebagai teroris. "Enak saja kalian bilang aku teroris," ujar Sahal. Video rekaman Sahal mengamuk sudah tersebar di media sosial YouTube. (baca: Video YouTube Pria Berserban Caci Maki Polisi)
Kanit Laka Iptu Heri Nurcahyo, yang memimpin Operasi Zebra Lodaya 2013, seperti dikutip Antara, mengaku tindakan yang dilakukan Sahal wajar ketika pihaknya menggelar operasi tertib lalu lintas. Heru mengaku tidak menilang pria itu agar masalah tersebut tidak berkepanjangan. Selain itu, juga agar proses operasi tetap berlangsung.
Sebenarnya, kata dia, Sahal memiliki Surat Izin Mengemudi (SIM). Tapi, entah mengapa, tiba-tiba pria itu marah-marah sampai tersinggung dianggap sebagai teroris. "Satu pun tidak ada anggota yang menyebutkan kalau yang bersangkutan sebagai teroris. Tetapi mungkin, saat didata identitasnya, tiba-tiba saja yang bersangkutan tersinggung, mengasumsikan dirinya teroris," kata dia.
NANANG SUTISNA | WDA | ANT
Terpopuler
Mayat Korban Pelonco ITN Mengeluarkan Sperma
ITN Telusuri Adegan Pemerkosaan dalam Pelonco
Warga Bakar Vila Orange Milik Probosutedjo
Main Golf, Empat Direksi BUMN Terancam Sanksi
Multivision Diminta Hentikan Peredaran Film Soekarno