TEMPO.CO, Jakarta - Partai Demokrat diimbau untuk mulai memikirkan kemungkinan koalisi. Demokrat dianggap akan sulit mencapai presidential treshold sebesar 20 persen pada pemilu legislatif mendatang karena citranya yang merosot tajam. (Baca : Elektabilitas Merosot, Demokrat Salahkan Televisi)
Dengan kondisi seperti itu, pengamat politik Universitas Gadjah Mada Ari Dwipayana menyebut Partai Demokrat harus realistis untuk memposisikan tokoh hasil konvensi sebagai calon wakil presiden. "Bahkan bisa saja harus puas untuk posisi menteri, karena posisi tawar Demokrat saat ini rendah," kata Ari saat dihubungi, Senin, 16 Desember 2013.
Jika tidak punya basis koalisi yang kuat, Demokrat boleh saja mempertimbangkan untuk menempatkan diri sebagai oposisi. Namun dengan partai yang tidak memiliki dasar kekaderan dan idealisme yang kuat, Demokrat bisa rontok jika menjadi oposisi. "Demokrat kan presidenstial party, dibentuk untuk kendaraan politik," kata Ari.
Pengamat politik Universitas Islam Negeri Jakarta Gun Gun Heryanto berpendapat sama dengan Ari. Gun Gun menyebut, tokoh hasil konvensi Partai Demokrat akan memikul beban yang berat. Demokrat harus terlebih dulu bertarung untuk menjadi tiga besar. Jika tidak, maka Demokrat harus menjadikan tokoh hasil konvensinya daya tarik untuk berkoalisi. "Harus realistis untuk jualan kepada mitra koalisi," kata Gun Gun. (Baca : Jokowi Vs Peserta Konvensi Demokrat, Menang Siapa?)
TRI ARTINING PUTRI
Berita populer:
Ahok Usulkan Hapus Subsidi BBM di Jakarta
Begini Brutalnya Pelonco ITN Versi Warga Sitiarjo
Saksi Pelonco Maut: Fikri Dibanting dan Ditendang
Pengelola Gua Cina Sempat Tolak Perpeloncoan ITN