TEMPO.CO, Jakarta - Satya Nadella, 53 tahun, eksekutif Microsoft keturunan India, memuji Chief Executive Officer Microsoft, Steve Ballmer, yang akan segera berakhir masa jabatannya pada pertengahan tahun depan.
Menurut Nadella, yang menempati posisi Executive Vice President of Cloud and Enterprise, Ballmer merupakan orang yang sangat membumi untuk urusan produk.
"Dia selalu menanyakan apa produk berikutnya," kata Nadella, yang digadang-gadang sebagai salah satu kandidat pengganti Ballmer pada Selasa, 17 Desember 2013.
Selama ini, Nadella selalu melapor langsung kepada Ballmer. Dalam salah satu kesempatan sekitar tiga tahun lalu, dia mengaku sempat menanyakan kinerja dirinya.
Alih-alih mendapat jawaban jelas, menurut dia, Ballmer justru menukas, "Jangan terus-menerus menanyakan itu kepada saya karena semuanya toh akan diketahui secara transparan."
Ballmer, Nadella melanjutkan, juga tidak begitu bersemangat menjawab pertanyaan mengenai masa lalu. "Dia mengatakan, industri ini mengenai menemukan formula baru untuk menemukan kesempatan bisnis baru," kata Nadella.
Ballmer juga memberikan nasehat kepadanya bahwa, "Semua hal pada industri digital ini memiliki durasi sehingga jika Anda tidak berkonsentrasi mencari hal baru maka Anda sulit berhasil."
Saat bekerja dengan Ballmer, Nadella bercerita, para eksekutif harus terus-menerus mencoba meyakinkan karena Ballmer kerap menolak dengan cepat ide seseorang.
Sifat ini mirip dengan sifat Bill Gates, salah satu pemegang saham besar Microsoft. "Mereka bisa berteriak kepada Anda dan mengatakan bahwa Anda gila dan akan menghancurkan perusahaan ini," ujar Nadella.
Namun, Nadella mengatakan, jika seorang eksekutif meyakini idenya maka dia harus terus berusaha meyakinkan dan datang kembali dengan data. "Mereka bersikap seperti itu untuk mengetes apakah Anda benar-benar paham dengan apa yang Anda usulkan," ujarnya.
ZDNET | BUDI RIZA