TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Kementerian Kesehatan, Tjandra Aditama, mengimbau masyarakat untuk mewaspadai bahaya polusi udara. Tjandra mengatakan, polusi udara merupakan salah satu sumber pencemaran udara yang berdampak negatif terhadap kesehatan manusia. "Bisa menyebabkan kanker," kata Tjandra dalam siaran persnya, Rabu, 18 Desember 2013.
Polusi udara, kata Tjandra, dapat mengakibatkan penyakit pernapasan karena unsur atau senyawa asing yang seharusnya tidak masuk ke dalam tubuh. Senyawa tersebut masuk melalui sistem pernapasan, bersama udara yang terkontaminasi. "Senyawa ini bisa menghambat saluran pernapasan, mengganggu metabolisme tubuh, dan memicu kanker karena bisa bereaksi pada tingkat biokimia," kata Tjandra.
Prosesnya, ujar Tjandra, hidrokarbon yang ada di udara akan bereaksi dengan bahan lain yang akan membentuk ikatan baru yang disebut plycyclic aromatic hydrocarbon (PAH), yang banyak terdapat di daerah industri dan lalu lintas. Bila PAH masuk ke paru-paru, akan menimbulkan luka dan merangsang terbentuknya sel-sel kanker. Namun, kata Tjandra, hal ini tidak begitu saja terjadi. "Tergantung kondisi tubuh manusia, seperti usia, jenis kelamin, kekebalan tubuh, dan tingkat stres," kata dia.
Untuk mengurangi dan mengatasi penyakit pernapasan yang ada di masyarakat, Kementerian Kesehatan memiliki beberapa program, yaitu mensosialisasikan perilaku hidup bersih dan sehat. Seperti tidak membakar sampah, tidak merokok di dalam rumah, tidak memanaskan kendaraan bermotor di dalam ruangan. (Baca : Kota-kota Peraih Langit Biru Award 2013)
Selain itu, Kementerian Kesehatan menggalakan program green office. Salah satunya dengan merekomendasikan pegawai menggunakan transportasi umum atau bebas polusi. Menyepakati Dokumen Rencana Aksi Nasional Kesehatan Lingkungan (NEHAP) bersama kementerian terkait, yaitu Kementerian Lingkungan Hidup, Kementerian Perhubungan, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, Kementerian Pekerjaan Umum, Kementerian Perindustrian, dan Dewan Nasional Perubahan Iklim.
TRI ARTINING PUTRI
Berita Terpopuler
Jamu 'Tongkat Madura' Berbahaya Buat Wanita
Olah Raga Ringan Kurangi Risiko Batu Ginjal
Petit Q, Celana Dalam Pria Supermini di Dunia
Lancome Rilis Parfum Harga Fantastis Rp 820 Juta