TEMPO.CO, Jakarta - Puluhan pengamen, joki, dan anak jalanan berunjuk rasa di depan kantor Dinas Sosial, Jalan Gunung Sahari, Jakarta Pusat, Rabu, 18 Desember 2013. Mereka meminta penghapusan kekerasan dan pungutan liar di panti-panti sosial.
Ketua Umum Seniman Jakarta (Senja) Sahrudy mengatakan, para anak jalanan yang tertangkap razia mendapat perlakuan kasar. Itu terjadi di antaranya di Panti Sosial Bina Insan Bangun, Kedoya, Jakarta Barat. "Orang baru masuk dipukulin," kata Sahrudy kepada wartawan di lokasi unjuk rasa.
Sahrudy pun beranggapan Panti Sosial Bina Insan Bangun tak ubahnya penjara. Pasalnya, di barak 5 disebutkannya terdapat kepala kamar. "Handphone sudah diambil tapi masih dipukulin."
Nila, 36 tahun, anak jalanan, juga menuturkan adanya praktek percaloan di Panti Sosial Bina Insan Bangun. Nila mengaku dimintai uang sebesar Rp 300 ribu oleh oknum petugas jika ingin keluar dari panti sosial. "Kalau mau keluar harus bayar dulu," kata Nila.
Kepala Seksi Rehabilitasi Dinas Sosial DKI Jakarta, Prayitno, menegaskan, jajarannya tidak pernah memungut uang sepeser pun. "Kalau Anda yang sedang mengurus keluar dimintai uang, catat namanya. Kami memang sedang melakukan pencarian," tutur Prayitno.
Jika terbukti ada pungli yang dilakukan petugas panti sosial, Prayitno melanjutkan, pihaknya akan memberikan sanksi kepada oknum tersebut. Namun, dia tidak menjelaskan secara rinci sanksi tersebut. "Nanti saya kasih tahu ke pimpinan," tutur Prayitno.
Berdasarkan pantauan, demo dimulai pada pukul 13.00. Sekitar 1,5 jam kemudian, massa membubarkan diri dengan menaiki sebuah metromini. Selama aksi, mereka mendapat kawalan dari petugas kepolisian. Aparat keamanan terlihat berjaga di sekitar gerbang kantor dinas sosial.
SINGGIH SOARES
Terpopuler
Ratu Atut Pernah Minta Rano Mundur
Pendekar Berbaju Hitam Datangi Rumah Atut
Atut Tersangka, Keluarga Menangis dan Berkabung
Jadi Tersangka, Atut Dikabarkan Terus Menangis