TEMPO.CO, Surabaya - Pemerintah Kota Surabaya menggelar lelang proyek Mass Rapid Trans (MRT) di Hotel Majapahit Surabaya, Selasa malam, 17 Desember 2013. Acara ini diikuti para investor dari dalam dan luar negeri.
"Kurang-lebih ada 60 perusahaan dari dalam dan luar negeri," kata Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini di Hotel Majapahit, Surabaya, Selasa malam, 17 Desember 2013.
Baca Juga:
Dari 60 perusahaan, 40 persen berasal dari dalam negeri. Sementara 60 persen perusahaan berasal dari luar negeri, seperti Cina, Jerman, Thailand, Malaysia, Spanyol, Singapura, Korea Selatan, dan Jepang.
Risma belum dapat memastikan pemenang tender proyek itu. Dia hanya memastikan, pada Januari 2014, penyusunan pra-kualifikasi para peserta tender dimulai. "Paling lama enam bulan, tapi saya rasa empat bulan bisa," ujar Risma.
Wali kota perempuan pertama di Surabaya ini menargetkan pembangunan konstruksi akan menghabiskan waktu maksimal dua tahun. Nilai investasi proyek trem dan monorel yang akan menghubungkan Surabaya Barat-Timur dan Surabaya Utara-Selatan ini ditaksir mencapai Rp 8,6 triliun.
Baca Juga:
Risma mengatakan, proyek ini akan mendapat bantuan dari dana APBN. "Sudah ada lampu hijau dari pusat (pemerintah), bantuan dana sekitar 40 persen," Risma menambahkan.
Pada acara Market Sounding MRT itu juga dihadiri pengembang, Bappenas dan World Bank. Hadir pula para akademisi dari Universitas Indonesia (UI), Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS), Universitas Gadjah Mada (UGM), dan ITB.
DEWI SUCI RAHAYU