TEMPO.CO, Xinjiang - Cina menyatakan, bentrokan antara polisi dan penduduk lokal di wilayah barat yang bergolak adalah serangan terorganisasi dan direncanakan oleh kelompok teroris lokal. Xinhua News Agency mengatakan, 16 orang tewas dalam insiden Minggu malam di wilayah Xinjiang di barat laut Cina.
Beijing selalu menyebut setiap insiden di wilayah itu terkait dengan serangan teroris radikal berbasis di luar negeri. Namun, dalam banyak kasus, kekerasan yang muncul lebih banyak disebabkan oleh kemarahan atas kemiskinan dan aturan ketat pada budaya Uyghur dan ibadah umat muslim.
Xinhua menggambarkan penyerang sebagai "teroris" dan mengatakan penyelidikan awal menemukan bahwa mereka berasal dari Kelompok 20--anggota yang dipimpin oleh seorang pria yang diidentifikasi sebagai Hasan Ismail. Laporan Selasa, 17 Desember 2013, mengatakan bahwa enam anggota kelompok ditangkap, tapi tidak mengatakan apakah Ismail termasuk di antara mereka yang tewas atau ditangkap.
Polisi yang memburu Ismail di sebuah desa di Shufu di barat Kashgar diserang dengan alat peledak dan senjata api.
Aktivis Uyghur di Swedia, Dilxat Raxit, mengatakan insiden hari Minggu adalah contoh terakhir bagaimana pasukan keamanan Cina kini memilih untuk membunuh tersangka di tempat kejadian daripada menangkap mereka dan menyeretnya ke pengadilan. Polisi juga menembak mati sembilan penyerang dalam serangan di kantor polisi pada November.
"Mereka sekarang memprovokasi orang-orang, lalu membunuhnya, dan kemudian menyebut mereka teroris," katanya.
AP | TRIP B
Berita Terpopuler:
Atut Tersangka, Pegiat Antikorupsi Gunduli Kepala
Dua Puluh Penyidik KPK Geruduk Rumah Atut
Pendekar Berbaju Hitam Datangi Rumah Atut
Fikri Menjahit Sarung Sebelum Tewas di Pelonco ITN
Jadi Tersangka, Atut Tak Langsung Ditahan