TEMPO.CO, Jakarta - Kepastian pengurangan stimulus bank sentral Amerika Serikat (The Fed) telah mengantarkan rupiah kembali turun ke level 12.200 per dolar.
Pada transaksi pasar uang hari ini, rupiah terdepresiasi 41 poin (0,34 persen) ke level 12.209 per dolar Amerika. Rupiah bergerak melemah seiring penguatan dolar yang terjadi atas mata uang pasar berkembang lainnya.
Ekonom dari PT BNI Securities, Heru Irvansyah, mengatakan keputusan The Fed untuk memangkas stimulus senilai US$ 10 miliar (tapering) per bulan membuat dolar menguat terhadap mata uang dunia. "Menguatnya dolar ditambah kebutuhan terhadap mata uang Negeri Abang Sam yang meningkat menjelang akhir bulan membuat rupiah terus melemah."
Tidak seperti di pasar saham, di mana keputusan tapering memberikan sinyal positif karena berkurangnya ketidakpastian, di pasar uang justru sebaliknya. Penarikan stimulus berarti mengurangi likuiditas dolar di pasar berkembang sehingga pelaku pasar cenderung melakukan aksi jual.
Dari dalam negeri, keputusan Bank Indonesia (BI) yang mempertahankan suku bunga acuan pada level 7,25 persen membuat keluarnya dana asing berdenomenasi dolar sulit untuk dibendung. "Tampaknya, di kuartal pertama 2014, BI akan kembali ke strategi menaikkan suku bunga secara agresif," Heru melanjutkan.
Mata uang regional cenderung melemah terhadap dolar Amerika. Hingga pukul 16.30 WIB, dolar Singapura melemah 0,31 persen ke 1,2654 per dolar Amerika, won melemah 0,85 persen ke 1.060,22 per dolar Amerika, yuan melemah 0,01 persen ke 6,0713 per dolar, dan rupee 0,17 persen ke 62,21 per dolar.
PDAT | M. AZHAR