TEMPO.CO, Washington - Bank sentral Amerika Serikat atau The Federal Reserve akhirnya memutuskan untuk mengurangi stimulus moneter melalui pembelian obligasi mulai Januari 2014. Kebijakan yang dikenal sebagai tapering off itu akan mereduksi pembelian obligasi bulanan, dari US$ 85 miliar menjadi US$ 75 miliar.
Keputusan tersebut diambil dalam rapat Komite Terbuka The Fed (Federal Open Market Committee/ FOMC) di Washington, Rabu, 18 Desember 2013 waktu setempat. Komite menyatakan pembelian obligasi sebesar US$ 85 miliar per bulan telah memberikan kontribusi pada penciptaan lapangan kerja. Namun, jika tidak dikurangi, mereka khawatir muncul ketergantungan.
"Yang jelas, Komite telah melihat adanya perubahan dalam aktivitas ekonomi dan pasar tenaga kerja, sejalan dengan kondisi ekonomi makro secara umum," demikian pernyataan Komite Terbuka The Fed, seperti dikutip dari The New York Times.
Selama ini, The Fed berupaya untuk mengurangi stimulus moneter yang telah memberi dampak positif bagi negara-negara berkembang. Namun, mereka menunggu situasi yang kondusif, terutama di pasar retail dan tenaga kerja. Situasi saat ini dirasa tepat setelah angka pengangguran turun hingga di bawah 7 persen.
Setelah kebijakan ini diumumkan, bursa saham di Wall Street langsung melejit. Indeks Standard & Poor’s 500- naik lebih dari 1,5 persen dan sentimen positif merebak di kalangan investor, yang merasa perekonomian Amerika benar-benar membaik.
The Fed memperkirakan pengurangan stimulus akan menekan angka pengangguran hingga di bawah 6,5 persen. Inflasi tahunan pun kemungkinan melorot hingga kurang dari 2 persen.
FERY FIRMANSYAH
Terpopuler
Ratu Atut Pernah Minta Rano Mundur
Mengapa Rumah Atut Dijaga Ratusan Pendekar?
Di Depan Jokowi, SBY Singgung Soal Presiden Baru
Atut Tersangka, Ini Kata Rano Karno
Pengacara Atut: Uang Rp 1 Miliar Milik Suami Airin
Atut Tersangka, Airin Hanya Tersenyum
Ahok Sindir Polisi: Dosa Lama Jangan Jadi ATM