TEMPO.CO, Damaskus - Pemimpin al-Qaeda cabang Suriah, salah satu kelompok paling kuat dalam perang di negeri itu, mengatakan kepada Al Jazeera, Rabu, 18 Desember 2013, bahwa konflik di Suriah mendekati akhir dan para pejuang Suriah telah angkat tangan.
Dalam sebuah wawancara untuk pertama kalinya dengan televisi, Abu Mohammed al-Joulani, pemimpin Jabhat al-Nusra ini, mengatakan bahwa dirinya mengesampingkan perundingan damai dengan Presiden Bashar al-Assad. Dia juga memperingatkan negara-negara Arab harus berhati-hati pada kian membaiknya hubungan Iran-Amerika Serikat.
"Pertempuran nyaris berakhir, kami telah menguasai hampir 70 persen (wilayah Suriah). Kami segera meraih kemenangan. Kami berdoa kepada Allah untuk mewujudkan usaha ini dengan kemenangan. Itu hanya persoalan waktu," katanya dalam sebuah wawancara eksklusif dengan reporter Al Jazeera, Tayseer Allouni, dari sebuah tempat yang dirahasiakan di Suriah.
Al-Joulani menambahkan, al-Nusra, sebuah kelompok yang dianggap oleh PBB, Amerika Serikat, dan negara-negara Barat sebagai organisasi teroris, tidak bisa menerima hasil konferensi internasional yang akan digelar di Jenewa, Januari 2014 mendatang.
Pada saat wawancara dengan Al Jazeera, al-Joulani meminta wajahnya disamarkan demi keamanan. Dia mengaku hanya sedikit sekali mengetahui soal pemimpin al-Qaeda, tetapi sangat mempercayai organisasi ini. Dia bergabung dengan kelompok ini setelah mendeklarasikan organisasi jihadis beberapa tahun silam untuk bertempur dengan Amerika Serikat di Irak.
AL JAZEERA | CHOIRUL