TEMPO.CO, Jakarta - Buah jatuh tidak jauh dari pohonnya. Kiasan ini pantas dialamatkan kepada penyerang tim sepak bola Indonesia, Fandi Eko Utomo, yang akan tampil Kamis, 19 Desember 2013, melawan Malaysia dalam babak semifinal SEA Games 2013 di Yangoon, Myanmar.
Pasalnya, ayah Fandi adalah Yusuf Ekodono, yang membela tim Indonesia dalam SEA Games 1991 di Manila, Filipina. Turnamen 22 tahun lalu itu merupakan saat yang bersejarah buat persepakbolaan nasional. Saat itu, untuk terakhir kalinya, tim Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) meraih medali emas dalam pesta olahraga se-Asia Tenggara ini.
Saat mengalahkan Thailand melalui adu penalti dengan skor 4-3 di Stadion Rizal Memorial, Manila, 1991, Yusuf adalah salah satu penentu kemenangan timnas. Ia menjadi salah satu algojo dalam adu penalti, dan tendangannya menghasilkan gol.
Setelah 1991, tim sepak bola Indonesia tidak pernah lagi berhasil merebut emas dalam SEA Games. Tahun ini, meski dari awal tidak banyak yang yakin, harapan untuk mengakhiri kevakuman tersebut muncul. Dan, pada pundak anak Yusuf-lah, yaitu Fandi, harapan tersebut dibebankan.
Setelah tampil mengecewakan dalam dua pertandingan perdana Grup B, Fandi dan kawan-kawan tampil luar biasa ketika mengalahkan Myanmar 1-0, sehingga lolos ke semifinal. Penampilan terakhir inilah yang membangkitkan harapan bagi anak-anak asuhan pelatih Rahmad Darmawan itu untuk menebus kekalahan di tangan Malaysia pada babak final dua tahun lalu.
Dan, Fandi, yang tampil bagus saat mengalahkan Myanmar meski tidak mencetak gol, bisa terilhami oleh kesuksesan sang ayah, Yusuf Ekodono, salah satu pemain Persebaya Surabaya yang legendaris.
HARI PRASETYO