TEMPO.CO, Jakarta - Pelatih Persipura Jayapura, Jacksen Tiago, adalah salah satu orang yang kagum dengan permainan Yohanes Ferinando Pahabol. Meski usianya masih 21 tahun, Jacksen sudah memberi kepercayaan kepada Pahabol untuk masuk tim inti di Persipura. "Permainan dia bagus, terutama kemampuan berlarinya yang cepat," kata Jacksen, Kamis, 19 Desember 2013. Tak hanya mampu berlari cepat sambil menggiring bola, kata Jacksen, kematangan mental bermainnya pun sudah mengalami peningkatan.
Namun, yang membuat Jacksen tertarik dengan pemain dengan tinggi 1,57 meter ini adalah mampu mengisi berbagai posisi sesuai dengan kebutuhan tim. Pahabol yang sudah membela Persiwa Wamena, Persidafon Dafonsoro, dan kini Persipura, bisa beroperasi di sayap dan gelandang tengah. "Dia juga bisa sebagai penyerang," kata Jacksen yang pernah menangani tim nasional Indonesia senior ini.
Kendati postur tubuhnya mungil, Jacksen menilai Pahabol tidak punya masalah. Bagi pelatih dari Brasil ini, tinggi badan pemain tidak menjadi persoalan dalam filosofi sepak bola Amerika Latin yang dianutnya. "Hal terpenting adalah kecerdasan bermain bola," ujar Jacksen.
Faktor inilah yang menurut penilaian Jacksen membuat pelatih tim nasional Indonesia di bawah usia 23 tahun, Rahmad Darmawan, membawa Pahabol ke SEA Games Myanmar 2013. "Dia juga mampu menggiring dan menendang bola sama baiknya dengan kaki kiri dan kanan," ujar dia.
Ditanya peluang pemain kelahiran Yahukimo, 16 Januari 1992, di Persipura musim depan, Jacksen menyatakan itu tergantung kepada perkembangan Pahabol. Sejauh ini, mantan pemain Persebaya Surabaya ini melihat mental bertanding Pahabol sudah semakin bagus.
Sebelumnya, dalam laga semifinal SEA Games 2013, yang mempertemukan Indonesia dengan Malaysia, Pahabol menjadi salah satu penentu kemenangan tim Garuda. Turun sebagai algojo kelima, Pahabol mampu mengecoh penjaga gawang Izham Tarmizi. Indonesia pun menang 5-4 (4-3) melalui drama adu penalti dan berhak melaju ke babak final.
ADITYA BUDIMAN