TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama, menyatakan Ibu Kota butuh waktu selama 10 tahun untuk berbenah dari berbagai persoalan yang membelitnya. “Sungai dan waduk saja, saya setahun baru 20 persen,” kata Ahok, sapaan akrabnya di kantornya, Kamis, 19 Desember 2013.
Dari seluruh pekerjaan rumah yang harus diselesaikan di Jakarta, Ahok mengatakan, prioritas utamanya adalah menyelesaikan kawasan kumuh, banjir, dan kemacetan. Dia berharap semuanya sudah bisa terlihat hasilnya sebelum masa jabatan Jokowi-Ahok berakhir nantinya.
Ahok mengatakan, salah satu target yang sudah tercapai adalah penerapan sistem pengadaan elektronik atau e-katalog. Pembelian barang-barang kebutuhan DKI sudah tercapai melalui e-katalog. “Tinggal untuk konstruksinya,” kata Ahok.
Ahok mengakui target besaran APBD menjadi Rp 100 triliun sampai kini belum tercapai. Walaupun, APBD DKI Jakarta tahun ini mengalami peningkatan cukup besar, dari Rp 49 triliun saat pertama kali Jokowi-Ahok memerintah menjadi Rp 70 triliun.
Gebrakan Jokowi-Ahok lainnya adalah menekan transaksi tunai di Ibu Kota. Ke depannya, DKI tak akan memperbolehkan transaksi tunai Rp 50 juta. Saat ini, DKI sudah melarang transaksi tunai di atas Rp 100 juta. Nantinya, batas penarikan tunai sebesar Upah Minimum Provinsi (UMP). “Gaji dan transaksi besar lain harus melalui rekening bank,” kata Ahok.
ISMI DAMAYANTI
Topik Terhangat
Atut Tersangka | Mita Diran | Petaka Bintaro | Sea Games | Pelonco ITN
Baca juga
Algojo Terakhir Penentu Kemenangan Indonesia
Bayu Gatra Kian Matang di Mata Teman
Bayu Gatra Pemecah Kebuntuan Timnas U-23
Timnas di SEA Games, dari Ribut sampai Pahabol
Menang Adu Penalti, Indonesia Lolos ke Final