TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Jenderal Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan Herry Bakti Singayuda Gumay menyesalkan tindakan Bupati Ngada, Marianus Sae, yang memerintahkan petugas Satuan Polisi Pamong Praja untuk menutup Bandara Turelelo Soa, Kabupaten Ngada, Nusa Tenggara Timur. Menurut dia, tindakan itu sangat tidak terpuji dilakukan oleh seorang bupati.
“Tentu kami sangat menyesali insiden itu. Kami berharap jangan ada lagi insiden yang sama di daerah mana pun,” kata Herry saat dihubungi Tempo, Sabtu, 21 Desember 2013.
Herry mengatakan, saat ini sudah dilakukan pengamanan di wilayah bandara. “Sudah diselesaikan secara mediasi. Yang jelas, kami berharap insiden ini jangan sampai terulang,” katanya.
Marianus Sae menutup Bandara Turelelo Soa, Kabupaten Ngada, Nusa Tenggara Timur, Sabtu, 21 Desember 2013. Penyebabnya, ia tidak mendapat tiket pesawat Merpati dari Kupang ke daerah itu. Akibat penutupan bandara itu, pesawat Merpati kembali ke Bandara El Tari, Kupang.
Kepala Merpati Kupang, Djibrael de Hock, mengatakan pesawat rute Kupang-Turolelo, Ngada, untuk hari ini penuh. Saat itu perusahaan sudah mengkonfirmasi keberangkatan Bupati, tapi hingga waktu pemberangkatan, Bupati tidak datang, sehingga pesawat tetap diberangkatkan. "Kami tunggu Bupati, tapi dia tidak datang. Jadi pesawat berangkat," katanya.
Saat hendak mendarat di Turolelo, kata dia, ada pergerakan orang di bawah, dan pilot diminta untuk kembali karena Bandara ditutup. "Penumpang sebanyak 56 orang akan diterbangkan ke Ende," katanya.
ANGGA SUKMA WIJAYA
Topik Terhangat
Atut Tersangka | Mita Diran | Petaka Bintaro | Sea Games | Pelonco ITN
Berita Terpopuler
Presiden SBY Foto Selfie Bareng PM Malaysia
Pujian JK pada Gubernur Atut Chosiyah
Sakit, Atut Tak Penuhi Panggilan KPK
Atut Tersangka, Wawan Sedih dan Prihatin
Di Mobil Tahanan, Atut Menangis