TEMPO.CO , Riau: Anak korban penganiayaan orangtuanya A, 8 tahun, terlihat sumringah menyambut kedatangan kerabatnya dari Medan. Pantauan Tempo, A tertawa lebar saat memainkan mobil-mobilan remot kontrol yang dibawakan bibinya.
Simpatik masyarakat terhadap A terus mengalir. Hingga kini, masyarakat terus mengunjungi A, tidak lupa membawakan kado yang berisi mainan anak-anak. A saat ini masih dirawat di Ruang Bedah Rumah Sakit Umum Bangkinang, Kampar.
"A sangat senang, tertawa saja dari tadi," kata bibi korban, Julisriwati, kepada Tempo, di RSUD Bangkinang, Kampar, Riau, Sabtu, 20 Desember 2013.
Julisriwati mengaku kaget mendengar pemberitaan media masa ihwal peristiwa yang menimpa keponakannya itu. “Saya sedih lihat dia, waktu di Medan dia sehat dan ganteng," kata Julisriwati.
Sejak di rawat di rumah sakit, Selasa, 17 Desember 2013 lalu, A sama sekali tidak mau bicara. A terlihat trauma dan sering menangis, dia akan histeris saat melihat pengunjung wanita, apalagi melihat alat medis.
Adit ditemukan oleh warga di dalam perkebunan sawit PTPN V, Desa Talang Kanto, Kecamatan Tapung Hulu Kampar, Ahad, 15 Desember 2013. Kondisinya sangat memprihatinkan. Kuat dugaan bocah ini mengalami tindakan kekerasan dan penyiksaan oleh Erfina, ibu tirinya.
Banyak terdapat luka di sekujur tubuh A, baik yang sudah kering maupun yang masih basah. Lidah bagian depan terpotong, begitu juga dengan bibir bagian bawah terdapat luka dipotong. Bagian punggung terdapat luka bekas setrikaan yang masih basah. Juga terdapat luka sayatan di kemaluannya.
Pakar Psikologi yang menangani A, Ardian Adi Putra menyebutkan perkembangan mental A mulai membaik. Meski demikian kata Ardian, A belum bisa dipertemukan dengan kedua orangtuanya mengingat trauma yang mendalam terhadap kedua pelaku penganiaya itu. Sebaiknya kata dia, A ditemukan dengan orang yang paling dirindukan dan menyayangi dia. "Jika dipertemukan dengan orangtuanya, kondisi mental A bisa menurun," katanya.
RIYAN NOFITRA