TEMPO.CO, Jakarta - Jalan Wakil Gubernur Banten Rano Karno memimpin provinsi itu menggantikan Ratu Atut Chosiyah masih berliku. Salah satu kendalanya diperkirakan datang dari loyalis Atut di pemerintahan dan sejumlah politikus. (Baca juga: Ditahan KPK, Atut Tetap Menjabat Gubernur Banten).
Sabtu pekan lalu juru bicara keluarga Atut, Fitron Nur Ikhsan, mengatakan banyak proses politik yang terjadi setelah Atut menjadi tersangka. Ia mengklaim diajak sekelompok elite politik untuk menghalangi langkah Rano menjadi gubernur. Para penjegal itu berencana menggunakan isu bahwa Rano bukan asli Banten.
Di lain pihak, aktivis Jaringan Warga untuk Reformasi Banten, Dahnil Anzar, mengingatkan Rano agar berhati-hati menghadapi birokrasi di Banten. Ia menegaskan, mayoritas pejabat dinas di Banten adalah orang-orang pilihan Atut dan adiknya, Chaeri Wardana. Di sisi lain, Rano juga harus menunjukkan keseriusan dalam menangani kasus korupsi.
Komisi Pemberantasan Korupsi, Jumat pekan lalu, menahan Atut di Rumah Tahanan Pondok Bambu, Jakarta Timur. Penahanan dilakukan setelah Atut ditetapkan sebagai tersangka kasus suap sengketa pemilihan kepala daerah Kabupaten Lebak, Banten, dan proyek pengadaan alat kesehatan di provinsi tersebut.
TIKA PRIMANDARI | SUNDARI | TIKA PRIMANDARI | MUHAMMAD MUHYIDDIN | EFRI R
Terpopuler:
PDIP Khawatir Rano Karno Terlibat Kasus Atut
Atut Wajib Nyapu dan Ngepel di Pondok Bambu
Gantikan Atut, Rano Karno Hadiri Acara Demokrat
Rano Gubernur Banten, Golkar Incar Posisi Wakil
PDIP: Jokowi Tak Akan Maju Tanpa Restu Megawati