TEMPO.CO, Jakarta - Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo dan Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Megawati Soekarnoputri kian sering beraktivitas bersama. Mulai dari menanam pohon di Ciliwung, Waduk Pluit, hingga yang terakhir menjadi pembicara di kampus Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah pada Sabtu, 21 Desember 2013.
Pengamat politik dari Universitas Gadjah Mada, Ari Dwipayana, mengatakan kebersamaan itu merupakan hubungan yang saling menguntungkan. Megawati mendapat manfaat besar, demikian pula Jokowi.
Hubungan saling menguntungkan ini dalam buku pelajaran Biologi Dasar disebut simbiosis mutualisme. Contoh hubungan ini adalah ikan hiu dan ikan pembersih yang mengikuti hiu itu kemanapun, atau hubungan mutualisme antara lebah dengan bunga.
"Ini (acara bareng Jokowi-Mega) juga berguna untuk meningkatkan korelasi Jokowi dengan PDIP dan Megawati di mata pemilih," katanya ketika dihubungi pada Ahad, 22 Desember 2013. Soalnya, selama ini tingkat keterpilihan Jokowi masih jauh di atas elektabilitas PDIP dan Megawati.
Adapun kegiatan di kampus-kampus oleh Jokowi dan Megawati juga bisa dilihat sebagai cara Megawati masuk ke pemilih kelas menengah terdidik. "Jadi sebenarnya kegiatan ini lebih banyak menguntungkan Megawati dan PDIP, tetapi memberi panggung Jokowi untuk membicarakan isu nasional," kata Ari.
ANGGRITA DESYANI
Terpopuler
Tolak Mega-Jokowi, Kader PDIP Deklarasikan PROJO
Dua Hari Penahanan, Atut Nyapu dan Ngepel Lantai?
Ada Upaya Menjegal Rano Karno Menjadi Gubernur
Di Bursa Capres PDIP: Ongkos Politik Jokowi Murah
Ponsel Tercerdas Tahun 2013 Adalah...
Penguasa Dinasti Atut Chosiyah Berikutnya
SBY Tunjuk Rano Karno Lantik Wali Kota Tangerang
Hannah Al Rashid Kecewa Sistem Casting di Jakarta