TEMPO.CO, Bogor - Pembongkaran ratusan vila dan bangunan liar di kawasan Puncak oleh Pemerintah Kabupaten Bogor pada akhir tahun 2013, disesalkan pelaku pariwisata.
Ketua Kelompok Penggerak Pariwisata (Kompepar) Cisarua, Teguh Mulyana, mengatakan pembongkaran vila berdampak negatif bagi pariwisata di Puncak serta merugikan sejumlah pemilik dan penjaga vila.
Alasannya, sebagian vila-vila yang dibongkar oleh Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten Bogor pada 20 November-23 Desember 2013, tersebut sudah di-booking (dipesan) untuk liburan Natal dan tahun baru. "Banyak penjaga vila yang rugi dan harus mengembalikan uang sewa karena sudah di-booking, namun vilanya malah dibongkar," kata Teguh.
Beberapa penjaga vila, kata dia, terpaksa menjual motornya untuk mengganti uang muka kepada calon penyewa vila. Adapun uang muka tersebut sudah banyak terpakai untuk keperluan membayar listrik dan keperluan lainya.
"Salah satu contohnya adalah Pak Dedeh, penjaga vila Raisa. Dia terpaksa jual motor (yamaha Vega)-nya, untuk ganti uang muka. Jumlah yang mesti diganti Rp 4 juta," ujar dia. “Sebagian besar dari 130 penjaga vila yang masuk dalam binaan Kompepar, kini menganggur," kata dia.
M SIDIK PERMANA