TEMPO.CO, Kairo - Sebuah ledakan bom mobil menghantam markas kepolisian di Kairo Utara, Mesir, menewaskan sedikitnya 14 orang dan melukai 120 korban lainnya. Demikian keterangan petugas sebagaimana dikutip Al Jazeera, Selasa, 24 Desember 2013.
Juru bicara pemerintahan sementara Mesir menuduh Al Ikhwan Al Muslimun berada di balik serangan mematikan tersebut dan mendakwa kelompok ini sebagai sebuah organisasi teroris. Sebaliknya, tuduhan tersebut dibantah Al Ikhwan melalui sebuah pernyataan.
Menanggapi aksi ini, Perdana Menteri Hazem el-Beblawi menguraikan bahwa serangan ke markas kepolisian itu dilakukan oleh "teroris". Dia bersumpah akan menyeret para pelakunya ke meja hijau.
"Al Ikhwan Al Muslimun terlibat dalam aksi ini yang secara langsung merusak persatuan rakyat Mesir dan menuntut penyelidikan segera agar supaya pelakunya bisa diseret ke pengadilan," ujarnya dalam sebuah pernyataan.
Kantor berita Middle East mengutip keterangan juru bicara kabinet, Sherif Shawki, mengatakan bahwa Al Ikhwan Al Muslimun menunjukkan wajah buruk sebagai sebuah organisasi teroris dan mengacaukan keamanan Mesir.
Selain melumat 14 nyawa dan melukai 120 korban lainnya, ledakan dahsyat pada Selasa, 24 Desember 2013 itu menyebabkan gedung berlantai lima di kota Sungai Delta, Mansoura, rontok.
Ledakan bom ini berlangsung beberapa pekan sebelum Mesir menggelar referendum terhadap konstitusi baru yang diinginkan oleh pemerintah dukungan militer. Referendum ini sekaligus sebagai langkah pertama menuju demokrasi sejak militer menggulingkan mantan Presiden Muhamad Mursi pada 3 Juli 2013.
Koresponden Al Jazeera, Peter Greste, melaporkan dari Kairo bahwa kejadian ini tidak begitu jelas siapa pelakunya meskipun sasaran bom adalah Direktorat Keamanan Kepolisian Dakhayla di ibu kota pemerintahan Dakhalya. Tidak jelas apakah ledakan disebabkan oleh pelaku bom bunuh diri atau melalui pengendali jarak jauh.
"Menurut polisi, di tempat kejadian masih ada alat peledak kedua," lapor Greste.
Menteri Dalam Negeri Mesir Muhamad Ibrahim mengatakan sebuah van polisi berisi 15 anggota kepolisian diparkir di dalam gedung yang hancur. "Empat mayat berhasil dikeluarkan dari kendaraan dan tim penyelamat masih mencari sisanya," kata Ibrahim.
Muhamad Fahmy dari Al Jazeera mengatakan lima pejabat tinggi kepolisian setempat di antara korban yang tewas dan dua pejabat senior lainnya dalam kondisi kritis. "Ledakan kuat itu juga menhancurkan pintu gerbang di sekitar Direktorat," kata Fahmy. "Korban luka-luka dari warga sipil dan kepolisian."
AL JAZEERA | CHOIRUL