TEMPO.CO, Sleman - Juru kunci Gunung Merapi tidak hanya bertugas menjaga budaya Keraton Yogyakarta di sekitar gunung. Sebab, juru kunci berperan sebagai pemimpin kultural masyarakat sekitar Merapi dalam bidang sosial dan mitigasi kebencanaan. Oleh karena itu, seorang juru kunci Merapi harus mengikuti perkembangan aktivitas vulkanis.
Juru kunci Merapi Mas Kliwon Suraksohargo, yang akrab disapa Mbah Asih, juga tidak lepas dari kegiatan evakuasi korban dan penanganan penanggulangan bencana saat Merapi "berulah". Bahkan saat ini, putra almarhum Mbah Maridjan itu sudah diangkat sebagai anggota kehormatan dari Tim Search and Recue (SAR) Daerah Istimewa Yogyakarta.
"Langkah ini diambil untuk mendorong masyarakat di lereng selatan Merapi lebih waspada karena tinggal di kawasan yang rawan bencana," kata Ferry Ardiyanto, Ketua Pengurus Harian Tim SAR Daerah Istimewa Yogyakarta, Rabu, 25 Desember 2013.
Pelantikan Mbah Asih sebagai anggota kehormatan Tim SAR sudah dilakukan pada Senin lalu di kantor baru SAR yang berada di Jalan Zeni Tentara Pelajar 1A Yogyakarta. Sebelumnya, kantor tim penolong itu berada di komplek gubernuran Kepatihan di Jalan Malioboro.
Pengangkatan Mbah Asih dipimpin langsung oleh Komandan SAR Daerah Istimewa Yogyakarta Brotoseno dan disaksikan banyak relawan. Di antaranya adalah budayawan Emha Ainun Najib dan Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah Istimewa Yogyakarta Gatot Saptadi.
Ferry menambahkan, Mbah Asih sudah terlibat secara aktif dalam proses evakuasi korban erupsi sejak 2006. Sepeninggal Mbah Maridjan, peran Mbah Asih bertambah karena Keraton mengangkatnya menjadi juru kunci. "Dia sangat berperan dalam kehidupan sosial dan kultural di Lereng Merapi," kata Ferry.
Emha menyatakan, peran kultural dalam penanganan dan antisipasi bencana juga sangat perlu. Adanya juru kunci Merapi ini juga menjadi nilai plus keistimewaan Daerah Istimewa Yogyakarta. "Jangan salah, peran kultural juru kunci Merapi bahkan bisa melebihi dan mengalahkan pejabat," kata dia.
Maka, kata Emha, peran juru kunci ini tidak bisa dinafikkan dalam hal mitigasi dan antisipasi adanya bencana yang sewaktu-waktu ada. Masyarakat juga bisa lebih waspada terhadap adanya ancaman bencana, terutama erupsi Merapi, supaya tidak ada korban.
Mbah Asih menyatakan, sebagai juru kunci, ia justru berpatokan kepada informasi perkembangan aktivitas Gunung Merapi secara ilmiah, yaitu dari Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Yogyakarta. "Selalu update perkembangan aktivitas Merapi dari BPPTKG," kata dia.
Untuk mengetahui perkembangan aktivitas Merapi, kata dia, tidak bisa melalui mimpi-mimpi. Namun, dengan dasar ilmiah yang dilengkapi dengan alat-alat pemantauan dan mitigasi kebencanaan.
MUH. SYAIFULLAH
Baca juga:
Angelina Sondakh Rayakan Natal
Ki Kusumo: Peluang Jokowi Nyapres Akan Mirip Obama
Doa SBY untuk Yusril di 2014
Terungkap, Jokowi Duet dengan Rhoma Irama
Malam Natal, Jokowi Kunjungi Dua Gereja
Benarkah Malaikat Punya Sayap?
Ini Doa David Moyes di Hari Natal
Ratu Tatu: Kami Tidak Pernah Menjadi Dinasti
Tukar Uang Lama Anda Sebelum 30 Desember