TEMPO.CO, Jombang - Selama musim libur sekolah, peziarah makam KH Abdurahman Wahid (Gus Dur) di Pondok Pesantren Tebuireng, Jombang, Jawa Timur, meningkat tiga kali lipat. "Kalau hari normal sehari 2.000-3.000 orang, musim liburan bisa 6.000-8.000 orang," kata petugas keamanan penjaga kompleks pemakaman setempat, Maksum, Jumat, 27 Desember 2013.
Menurut dia, pada hari Sabtu dan Ahad jumlah peziarah bisa mencapai 10 ribu orang. "Kami memperkirakannya dari jumlah bus yang datang dalam sehari," katanya. Tiap bus diperkirakan berisi 60 orang dan sehari lebih dari 50 bus peziarah yang datang.
(Baca juga: Pencinta Gus Dur Bedah Buku di Klenteng)
Para peziarah ini datang dari seluruh penjuru Nusantara khususnya pulau Jawa. Salah satu peziarah, Sukron, mengatakan ziarah ke makam Gus Dur merupakan rangkaian dari tur ziarah wali sembilan di pulau Jawa. "Kami datang naik dua bus," kata warga Tangerang, Banten ini.
Sukron dan rombongan rencananya enam hari melakukan tur ziarah makam wali di pulau Jawa. "Ini hari keempat dan tinggal dua hari lagi," ucapnya saat ditemui di kompleks makam keluarga Ponpes Tebuireng. (Baca juga: Kirab dan Barongsai Meriahkan Haul Gus Dur)
Selain Gus Dur, di makam tersebut dikebumikan juga dua tokoh besar, yakni kakek Gus Dur yang juga pendiri Nahdlatul Ulama KH Hasyim Asy'ari dan ayah Gus Dur yang juga mantan Menteri Agama pertama RI, KH Wahid Hasyim.
Setelah Gus Dur wafat pada 30 Desember 2009, fasilitas kompleks pemakaman dibangun dan diperluas. Kini terdapat bangunan bertingkat tempat duduk peziarah. Lorong tempat pintu masuk dan keluar peziarah juga sudah setahun ini selesai dibangun. (Baca juga: Yenny Sebut Jokowi Mirip Gus Dur)
Kharisma Gus Dur juga membawa dampak ekonomi karena semakin banyak peziarah, jumlah pedagang di sekitar pondok juga bertambah dan pedagang menuai rezeki.
ISHOMUDDIN
Berita Terpopuler :
Berapa Harga Sepatu Gucci Airin saat Besuk Suami?
Atut dan Para Sosialita Tahanan Pondok Bambu
Airin dan Sepatu Gucci Biru Favorit
Begini Riwayat Atut Bangun Dinasti