TEMPO.CO, Moskow - Enam aktivis terakhir dari 30 aktivis Greenpeace yang ditahan di Rusia telah dibebaskan, Jumat, 27 Desember 2013. Presiden Rusia Vladimir Putin memberikan pengampunan setelah parlemen menyetujui Rancangan Undang-Undang Amnesti, pekan lalu. Mereka ditahan setelah menggelar protes atas pengeboran minyak Arktik, yang dianggap merusak lingkungan.
Para aktivis yang dibebaskan itu terdiri atas lima warga Inggris dan satu warga Kanada. Mereka mulai meninggalkan Rusia. "Semuanya sudah berakhir. Akhhirnya, kami benar-benar bebas," kata Alex Harris, 27 tahun, dari Devon, Inggris.
Menurut dia, pembebasan ini adalah saat yang ditunggu-tunggu. Jutaan warga di seluruh dunia berharap para aktivis segera dibebaskan. "Keluarga saya juga menanti di rumah," katanya.
Aktivis Green peace dari 18 negara telah menghabiskan dua bulan dalam tahanan dan menghadapi tuduhan hooliganisme dengan vonis tujuh tahun penjara. Penahanan ini telah menuai kritik keras dari negara-negara Barat.
Rusia mengklaim para aktivis telah membahayakan nyawa dan kerusakan lingkungan di Prirazlomnaya, lepas pantai Gazprom. Greenpeace mengatakan perlengkapan pemecah es dianggap ilegal dan aktivisnya telah memprotes secara damai.
Baca Juga:
Sejumlah pengamat menuding pemberian amnesti pada awal bulan ini untuk mengerek citra Putin. Rusia akan menjadi tuan rumah penyelenggaraan Olimpiade Musim Dingin di Sochi tahun depan.
REUTERS | EKO ARI
Berita lain:
Cap Teroris Dituding Cara Mesir Habisi Al-Ikhwan
Erdogan Ganti Menteri dengan Loyalis
Bekas PM Bangladesh Jadi Tahanan Rumah?
Rusia Sebut Yasser Arafat Tidak Diracun
Mesir Tangkapi Aktivis Ikhwanul Muslimin
Survei: Warga AS Nilai Kongres Tak Becus
Diserang Ikan Aneh, 70 Warga Argentina Terluka
8 Tentara Cad Tewas di Afrika Tengah